Pancasila Jadi Benteng Radikalisme

Kapok Sahli Pangdam IX/Udayana Brigjen TNI Agus Muchlis Latif membacakan sambutan saat upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Kepaon, Denpasar, Bali, Senin (2/5/2025).-Foto: Antara-
BACA JUGA:Kopdeskel Merah Putih untuk Sejahterakan Rakyat
Dalam kesempatan tersebut, Agus juga menekankan bahwa Pancasila adalah dasar dan pedoman hidup bangsa Indonesia. Ia menyebut Pancasila sebagai “jiwa bangsa” dan “bintang penuntun” dalam mewujudkan cita-cita nasional menuju masyarakat adil, makmur, dan sejahtera.
Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya—seperti gotong royong, toleransi, dan keadilan sosial—diyakini mampu menjadi pemersatu dalam keberagaman masyarakat Indonesia yang multikultural.
“Pancasila adalah rumah besar yang menampung seluruh keberagaman Indonesia. Ia adalah kekuatan pemersatu yang menjadikan bangsa kita tetap berdiri kokoh meski berbeda-beda,” ujarnya.
BACA JUGA:Dalami Laporan Layanan Kesehatan Jemaah Haji
BACA JUGA:Gelar Bimtek bagi Pengurus Kopdeskel Merah Putih
Dalam konteks pembangunan nasional jangka panjang, Kepala BPIP menekankan bahwa pemerintah telah memasukkan penguatan ideologi Pancasila sebagai salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.
Hal ini tercermin dalam delapan agenda strategis nasional atau Astacita, yang salah satunya mencakup penguatan demokrasi dan perlindungan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Ia juga mengingatkan bahwa kemajuan ekonomi, teknologi, maupun infrastruktur tidak akan bertahan lama jika tidak dibarengi dengan penguatan nilai-nilai dasar kebangsaan.
BACA JUGA:Dukung Prabowo Dorong Israel Akui Kemerdekaan Palestina
BACA JUGA:Cek Pasukan di Akmil Magelang
Tanpa fondasi ideologis yang kuat, lanjutnya, pembangunan berisiko menciptakan ketimpangan sosial dan melemahnya solidaritas nasional.
“Pembangunan yang tidak berlandaskan Pancasila akan mudah goyah dan rawan menimbulkan konflik serta ketimpangan,” ujarnya.
Menutup amanatnya, Kepala BPIP mengajak seluruh elemen masyarakat—mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, pendidik, pelajar, hingga pengguna media sosial—untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Mitra Modernisasi Alutsista Indonesia