Minta DLH Investigasi Dugaan Pencemaran Sungai Lengi

KERUH : Warga Gunung Megang mengeluhkan Sungai Lengi keruh diduga dampak aktivitas pertambangan batu bara milik PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) dan PT RMK Energy.-foto:dokumen palpos-
KORANPALPOS.COM - Warga Dusun 6 Desa Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, mendesak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat untuk segera turun ke lapangan menyusul dugaan pencemaran Sungai Lengi oleh aktivitas pertambangan batu bara milik PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) dan PT RMK Energy.
Gunawan AD (42) salah satu warga setempat, mengungkapkan kekhawatirannya setelah melihat perubahan drastis pada kondisi air Sungai Lengi. Ia mengatakan, air sungai yang sebelumnya jernih kini berubah menjadi keruh dan berlumpur.
"Ada perubahan warna air yang mencolok. Kami menduga kuat ini akibat kegiatan tambang yang dilakukan oleh PT RMK dan PT TBBE. Lumpur dari area tambang kemungkinan besar mengalir ke sungai dan mencemari ekosistem di dalamnya," ujar Gunawan, Senin 2 Juni 2025.
BACA JUGA:Sawah di Ogan Ilir Terendam Banjir Petani Pasrah dan Harapkan Bantuan Pemerintah
BACA JUGA:Dandim 0402/OKI Tekankan Pentingnya Nilai-Nilai Pancasila
Sungai Lengi merupakan sumber air utama bagi masyarakat Gunung Megang. Air sungai digunakan untuk mandi, mencuci, memancing, hingga menangkap ikan secara tradisional.
Dengan kondisi air yang memburuk, warga khawatir dampaknya akan mengancam kesehatan dan kelangsungan hidup masyarakat.
"Kalau kualitas air terus menurun, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat air sungai ini tidak lagi layak untuk digunakan. Warga mandi di sini (Sungai Lengi, red) setiap hari, kalau tercemar, risikonya sangat besar," tambahnya.
BACA JUGA:Dukung Program Pemkot Prabumulih, Bank Sumsel Babel Fokus Salurkan CSR untuk Bedah Rumah
BACA JUGA:Wabup Ogan Ilir Ardani Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025 di Tanjung Senai
Menurut Gunawan, pencemaran sungai berpotensi membawa dampak jangka panjang.
Selain menurunnya kualitas air, pencemaran dapat menyebabkan kematian biota air, merusak rantai makanan, dan meningkatkan risiko penyakit kulit serta gangguan kesehatan lainnya bagi masyarakat sekitar.
Ia juga menyoroti potensi kandungan berbahaya dalam limbah batu bara.
BACA JUGA:Dukung Program Pemkot Prabumulih, Bank Sumsel Babel Fokus Salurkan CSR untuk Bedah Rumah