Dominasi Brand Jepang di Indonesia: Mengapa Audi, VW, dan Volvo Sulit Bersaing?

Reporter: Koer |

Editor: Yuli |

Jumat , 30 May 2025 - 10:28

Dominasi Brand Jepang di Indonesia: Mengapa Audi, VW, dan Volvo Sulit Bersaing?- Foto: Audi Indonesia-

Dengan dorongan dari pemerintah Indonesia untuk mempercepat transisi ke kendaraan listrik, merek-merek ini bisa mengambil ceruk pasar baru yang belum dikuasai sepenuhnya oleh brand Jepang.

Namun, untuk itu mereka harus segera melakukan langkah konkret seperti:

* Menurunkan harga dengan subsidi atau kemitraan lokal,

* Menyediakan jaringan charging station yang memadai,

* dan meningkatkan edukasi tentang manfaat kendaraan listrik kepada publik.

Data Gaikindo bulan April 2025 menjadi cermin keras bagi merek-merek global di industri otomotif Indonesia.

Penjualan mobil Audi hanya 2 unit, diikuti oleh Volkswagen 5 unit, Volvo 10 unit, dan brand lainnya yang juga mencatatkan angka rendah menunjukkan bahwa persaingan di pasar ini sangat ketat.

Di sisi lain, brand Jepang masih mendominasi dengan penjualan ribuan unit tiap bulannya.

Bagi merek internasional, ini bukan sinyal untuk menyerah, melainkan tantangan untuk berbenah dan berinovasi.

Dengan strategi yang tepat, produk yang relevan, serta jaringan yang kuat, mereka masih punya peluang untuk merebut hati konsumen Indonesia.*

dominasi brand jepang di indonesia: mengapa audi, vw, dan volvo sulit bersaing?                            koranpalpos.com - industri otomotif indonesia dikenal sebagai pasar yang cukup besar di kawasan asia tenggara.
namun, tidak semua merek kendaraan roda empat berhasil mencetak angka penjualan yang memuaskan.
di tengah dominasi brand-brand jepang seperti toyota, daihatsu, suzuki, dan mitsubishi, beberapa merek global justru tampak terseok-seok dalam meraih perhatian konsumen tanah air.
baca juga:bocoran lengkap gesits gv1: motor listrik stylish dengan fitur canggih dan performa andal
baca juga:desain modern, fitur mumpuni: inilah byd atto 3 advanced std, suv termurah dan canggih yang bikin heboh !
data terbaru yang dirilis oleh gabungan industri kendaraan bermotor indonesia (gaikindo) untuk bulan april 2025 mengungkapkan fenomena yang cukup mencengangkan: beberapa merek mobil internasional hanya berhasil menjual belasan unit dalam satu bulan—bahkan ada yang hanya dua unit saja!
audi, vw, hingga volvo: penjualan wholesale yang mengejutkan
salah satu brand otomotif asal eropa yang tampaknya belum mampu menancapkan kuku bisnisnya di indonesia adalah audi.
baca juga:aprilia sr-gt 200 meluncur: perpaduan desain agresif, mesin bertenaga, dan fitur modern ! 
baca juga:membedah sejarah suzuki jimny dan katana: dua ikon tangguh dari era 80-an !
menurut data gaikindo, audi hanya mencatatkan penjualan wholesale (pabrikan ke diler) sebanyak 2 unit pada april 2025.
angka ini cukup mengagetkan mengingat reputasi audi sebagai produsen mobil mewah yang populer di banyak negara maju.
tidak jauh berbeda, volkswagen (vw) yang juga berasal dari jerman, hanya membukukan 5 unit dalam penjualan wholesale bulan lalu.
baca juga:suzuki jimny sj413 samurai: evolusi si legenda off-road dengan performa gahar dan desain ikonik !
baca juga:daihatsu taft gt diesel 1988: suv klasik 4x4 yang masih jadi primadona off-road
sementara itu, volvo cars, brand asal swedia yang identik dengan mobil berkelas dan teknologi keselamatan canggih, hanya mampu menjual 10 unit.
selain mereka, haval, merek otomotif asal tiongkok yang mencoba masuk ke pasar suv tanah air, mencatatkan 11 unit penjualan wholesale.
brand lain seperti subaru menjual 12 unit, kia dari korea selatan sebanyak 13 unit, dan seres – yang juga berasal dari tiongkok – hanya 15 unit.
penjualan retail juga lesu: konsumen belum tertarik?
tidak hanya penjualan dari pabrikan ke diler yang minim, data penjualan retail (diler ke konsumen) dari brand-brand ini juga menunjukkan tren serupa.
artinya, mobil-mobil dari merek-merek tersebut memang belum mampu menarik minat masyarakat indonesia secara signifikan.
contohnya, audi tercatat hanya menjual 2 unit mobil kepada konsumen akhir pada april 2025—angka yang identik dengan penjualan wholesalenya.
volkswagen dan seres masing-masing mencatatkan 6 unit penjualan retail, sedangkan volvo cars kembali mencatat 10 unit, sesuai dengan angka wholesalenya.
dari sini terlihat bahwa stok kendaraan yang dikirim ke diler tidak mengalami banyak perubahan hingga ke tangan konsumen.
ini bisa jadi indikasi bahwa permintaan terhadap merek-merek tersebut memang sangat rendah.
mengapa mobil merek global sulit menjual di indonesia?
ada beberapa alasan mengapa merek-merek besar seperti audi, vw, hingga volvo belum mampu berbicara banyak di pasar otomotif indonesia:
1. harga yang kurang kompetitif
merek-merek seperti audi dan volvo umumnya bermain di segmen premium.
dengan harga yang cukup tinggi, mereka bersaing langsung dengan brand jepang yang sudah mapan dan lebih dipercaya oleh konsumen lokal.
selain itu, biaya pajak untuk mobil cbu (completely built-up) juga membuat harga jualnya makin melambung.
2. after sales dan jaringan diler terbatas
konsumen indonesia sangat memperhatikan layanan purna jual.
sayangnya, banyak dari merek-merek ini belum memiliki jaringan diler dan bengkel resmi yang luas seperti toyota atau daihatsu.
hal ini membuat konsumen ragu dalam hal perawatan jangka panjang.
3. kurangnya model yang sesuai dengan selera pasar
pasar indonesia cenderung menyukai mobil keluarga seperti mpv dan suv yang praktis dan hemat bahan bakar.
sementara itu, beberapa merek global justru menawarkan model-model yang lebih cocok untuk pasar eropa atau amerika.
4. minimnya promosi dan brand awareness
brand seperti seres dan haval misalnya, masih asing di telinga banyak orang.
tanpa promosi agresif dan strategi marketing yang kuat, sangat sulit untuk membentuk persepsi positif di benak konsumen.
kontras dengan brand jepang: kuasai daftar mobil terlaris
sementara beberapa brand global tertatih-tatih, empat besar mobil terlaris di indonesia masih didominasi oleh pabrikan jepang. data gaikindo menunjukkan bahwa:
* toyota memimpin dengan penjualan sebanyak 16.077 unit,
* daihatsu menyusul dengan 8.884 unit,
* suzuki menempati posisi ketiga dengan 4.145 unit,
* dan mitsubishi motors mencatatkan 3.791 unit.
ini menegaskan bahwa dominasi jepang di pasar otomotif indonesia masih sangat kuat.
reputasi yang sudah terbangun puluhan tahun, jaringan layanan purna jual yang luas, serta model-model yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal menjadi kunci kesuksesan mereka.
apakah brand global harus menyerah?
meskipun penjualan bulan april 2025 tergolong rendah, bukan berarti merek-merek global seperti audi, vw, dan volvo tidak memiliki peluang.
pasar otomotif indonesia masih berkembang dan terus berubah. kunci utamanya adalah adaptasi dan strategi jangka panjang.
langkah yang bisa ditempuh:
* mengembangkan produk lokal atau ckd (completely knocked down) agar harga jual lebih kompetitif.
* menggandeng mitra lokal untuk memperluas jaringan distribusi dan layanan purna jual.
* meluncurkan model yang lebih relevan, seperti suv atau mpv murah yang cocok dengan preferensi konsumen indonesia.
* kampanye edukasi dan brand awareness yang agresif untuk memperkenalkan merek dan nilai jual unik masing-masing.
potensi ev dan mobil masa depan
beberapa merek seperti seres dan haval sebenarnya punya keunggulan di sektor mobil listrik (ev).
dengan dorongan dari pemerintah indonesia untuk mempercepat transisi ke kendaraan listrik, merek-merek ini bisa mengambil ceruk pasar baru yang belum dikuasai sepenuhnya oleh brand jepang.
namun, untuk itu mereka harus segera melakukan langkah konkret seperti:
* menurunkan harga dengan subsidi atau kemitraan lokal,
* menyediakan jaringan charging station yang memadai,
* dan meningkatkan edukasi tentang manfaat kendaraan listrik kepada publik.
data gaikindo bulan april 2025 menjadi cermin keras bagi merek-merek global di industri otomotif indonesia.
penjualan mobil audi hanya 2 unit, diikuti oleh volkswagen 5 unit, volvo 10 unit, dan brand lainnya yang juga mencatatkan angka rendah menunjukkan bahwa persaingan di pasar ini sangat ketat.
di sisi lain, brand jepang masih mendominasi dengan penjualan ribuan unit tiap bulannya.
bagi merek internasional, ini bukan sinyal untuk menyerah, melainkan tantangan untuk berbenah dan berinovasi.
dengan strategi yang tepat, produk yang relevan, serta jaringan yang kuat, mereka masih punya peluang untuk merebut hati konsumen indonesia.*

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Palembang Pos 2 Juni 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan