Lestarikan Kesenian Dulmuluk

Pagelaran Kesenian Dulmuluk di Lorong Taman Bacaan Tangga Takat Palembang dengan membawakan cerita berjudul Pulau Peranggi. --Foto: Istimewa

Sementara itu, Andi Pedo yang tinggal di Lorong Taman Bacaan meyakini Wan Bakar tinggal di sekitar Lorong Taman Bacaan.

“Sepengetahuan saya, di sekitar lorong Taman Bacaan ini  banyak sekali pelaku Dulmuluk diantaranya almarhum Umar, Wak Pet. Dan keluarga kami adalah pencinta teater Dulmuluk. Pada setiap hajatan, kami selalu menanggap Dulmuluk. Jika tidak, pasti masyarakat bertanya, mengapa tidak menanggap Dulmuluk”, kata Pedo.

Budayawan Palembang, Vebri Al Lintani mendukung usulan Pedo tersebut karena Lorong Taman Bacaan yang dulu adalah kampung Dulmuluk juga mendapatkan dukungan dari pelaku dulmuluk sendiri selain didukung sejarah tentang  naskah dulmuluk yang dibawa kesini oleh Wan Bakar.

BACA JUGA:Ambil Sumpah WNA China Jadi WNI

BACA JUGA:Ajak Santri RumahTahfizh Dalami Ilmu Agama Islam

“ Kita sudah mulai kemarin diskusi , ini tahapan kedua pementasan Dulmuluk dan tahapan ketiga ada pelatihan-pelatihan  dulmuluk,” katanya. 

Sedangkan pemain Dulmuluk  senior Johar Saad lebih dikenal dengan nama Jonhar mendukung upaya pelestarian Dulmuluk dan menghidupkan kembali kampong  dulmuluk di Lorong Taman Bacaan.

“ Karena kan dalam sejarah itu dulmuluk berasal dari 16 Ulu  Tanggotakat, sedangkan lorong taman bacaan ini asalnya ada Dulmuluk dulunya, pemainnya lah meninggal galo disini, aku gabung Dulmuluk disini tahun 1973 di 14 Ulu, di Sri Gunung,” katanya.

Menurutnya yang pertama kali membacakan naskah Dulmuluk adalah Wan Bakar namun salah satu orang Palembang bernama Wak Nanong tinggal 7 Ulu menonton dan mengingatkan apa yang dibacaan Wan Bakar sehingga Wak Nanong mengajarkan Dulmuluk .

BACA JUGA:Kedubes Gelar Pameran Ayo Kuliah di Malaysia

BACA JUGA:Terima Hibah Lahan untuk Pemakaman dari PT RMKE

“ Yang belajar Dulmuluk itu iyek kite iyek Kamaludin, Iyek Mesir lalu masuk jugo orangtuo dari Pak Ansori termasuk jugo uwong  Lahat, Bangka Belitung belajar , nah tersiar Dulmuluk ini di Palembang dan Pemulutan , itu asalnya,” katanya.

Menurut Johar, secara umum struktur dan konsep pertunjukan Dulmuluk memiliki banyak kemiripan dengan teater tradisonal lainnya. Sebutlah seperti pertunjukan teater Bangsawan. Hanya saja, kata Johar, Dulmuluk mengangkat kisah dari syair karangan Raja Ali Haji yang berjudul “Sultan Abdul Muluk”.

(Namun, dalam sejumlah catatan sejarah disebutkan bahwa teks-teks syair Abdul Muluk sesungguhnya karangan penulis perempuan bernama Saleha, bukan karya Raja Ali Haji.

Saleha adalah saudara perempuan Raja Ali Iba Raja Achmad Iba, Yang Dipertuan Muda Raja Haji Fi Sabilillah. Ketika pertama kali teks syair Abdul Muluk diterbitkan pada 1847 diberijudul Kejayaan Kerajaan Melayu).(rob)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan