Siraman Adat Sunda Tradisi Sakral Menjelang Hari Bahagia

Percikan air bunga membawa doa dan restu. Siraman adat Sunda, simbol penyucian diri menjelang kehidupan baru-foto:Istimewa-

UNIK,KORANPALPOS.COM  – Tradisi siraman adat Sunda kembali menjadi sorotan dalam prosesi pernikahan pasangan muda asal Bandung, Sinta Nurani dan Dika Prasetya.

Bertempat di kediaman mempelai wanita di kawasan Dago, prosesi siraman berlangsung dengan khidmat pada Rabu pagi (8/5).

Acara tersebut tidak hanya menjadi ajang penyucian diri menjelang pernikahan, tetapi juga memperlihatkan kekayaan nilai budaya masyarakat Sunda yang masih lestari hingga kini.

BACA JUGA:Daun Pisang, Warisan Alam yang Serbaguna dan Ramah Lingkungan

BACA JUGA:Fenomena Henna Putih Tren Kecantikan yang Kian Digemari di Kalangan Muda

Siraman merupakan bagian dari rangkaian upacara adat Sunda sebelum pernikahan, yang bertujuan untuk membersihkan lahir batin calon pengantin.

Tradisi ini dilaksanakan oleh keluarga besar dan dipimpin oleh orang tua atau sesepuh keluarga.

Dalam kepercayaan masyarakat Sunda, air siraman dipercaya membawa berkah, ketenangan, serta doa-doa baik untuk kehidupan rumah tangga yang akan dibina oleh pasangan pengantin.

BACA JUGA:Judul: Tren Nail Art Kian Populer di Kalangan Wanita Muda: Ekspresi Diri Melalui Ujung Jari

BACA JUGA:Daftar 9 Hewan Paling Ganas dan Berbahaya di Dunia : Kecil, Mematikan, dan Tak Terduga !

Prosesi dimulai dengan pengambilan air siraman dari tujuh sumber atau ditambah dengan bunga setaman yang terdiri dari tujuh macam bunga seperti melati, mawar, kenanga, dan kantil.

Air ini ditempatkan dalam kendi dan dipercaya mengandung energi spiritual serta simbol kesucian.

Sinta, calon pengantin wanita, tampil anggun dalam balutan kain batik khas Sunda dan selendang putih yang melambangkan kesucian.

BACA JUGA:7 Sunnah Haji dan Umrah: Perkuat Spiritualitas dan Sempurnakan Ibadah Anda

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan