Masih Sering Terabaikan, Bansos Dinilai tidak Efektif !
Salah satu kawasan kumuh di Kota Palembang yang merupakan lingkungan warga menengah ke bawah yang menjadi perhatian pemerintah- Foto: Antara -
Kemudian menurutnya, yang ketiga adalah saat pemerintah mengalokasikan anggaran harus 100 persen atau benar-benar untuk program pengentasan kemiskinan.
"Jangan digunakan untuk honorer, untuk acara-acara rapat, atau acara-acara study banding. Misalnya, anggaran pengentasan kemiskinan Kota Palembang senilai Rp100 miliar. Dimana Rp50 miliar untuk kepanitiaan dan Rp50 miliar sisanya untuk pengentasan kemiskinan, padahal anggaran Rp100 miliar," jelasnya.
Sehingga, lanjutnya, anggaran pengentasan kemiskinan banyak ‘dimakan’ oleh orang pemerintah kota itu sendiri. Seperti, pembentukan panitia, honorer, membuat acara di hotel dan lain sebagainya,
"Akhirnya, sasaran pengentasan kemiskinan tidak tepat angkanya. Tiga hal inilah menurut saya tidak mencerminkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, apalagi bansos tidak ada efek sama sekali," tutupnya.
Sedangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang masih terus berkomitmen menurunkan angka kemiskinan ekstrim dengan konsisten membagikan bantuan Sembako pada masyarakat yang masuk dalam kategori kurang mampu.
Sebelumnya, Pj Sekda Kota Palembang, Gunawan menuturkan, setiap jajaran kecamatan hingga kelurahan peduli untuk menekan angka kemiskinan ekstrim.
Salah satunya lanjut Sekda yakni dengan bantuan sosial ini dilaksanakan terkait dengan program utamanya adalah pengendalian inflasi.
Terpisah Pj Walikota Palembang, Drs H Ratu Dewa MSi dari data DTKS angka kemiskinan di Dinas Sosial warga miskin ektrims ada sekitar hampir 12 ribu kepala keluarga (KK).
Oleh karena Ratu berharap kepada warga yang menerima dapat memanfaatkan bantuan tersebut.
"Sekaligus juga dapat mengurangi bagi warga yang terdampak miskin," harapnya.
Adapun bantuan paket sembako yang dibagikan tersebut terdiri dari beras 5 kilogram, minyak sayur serta gula pasir. ***