Masih Sering Terabaikan, Bansos Dinilai tidak Efektif !

Salah satu kawasan kumuh di Kota Palembang yang merupakan lingkungan warga menengah ke bawah yang menjadi perhatian pemerintah- Foto: Antara -

BACA JUGA:Paripurna HUT OKU Timur Berlangsung Khidmat dan Meriah

“Jangan berlindung dari namanya bantuan, padahal itu adalah trik penguasa yang ingin menutupi kekurangannya," ucapnya.

Sebaiknya kata pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta ini, harusnya bagaimana cara pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga bisa mengurangi beban masyarakat. 

“Termasuk dengan menekan harga-harga barang dan uang iuran seperti listrik dan iuran air bersih agar tidak naik. Langkah ini nampaknya lebih bijak, daripada terus menerus memberikan bantuan. Malah kadang tak merata dan tidak tepat sasaran,” ujarnya.

Sementara Pengamat Ekonomi dari Unsri, Yan Sulistyo mengatakan, upaya pemerintah membagikan sembako untuk menekan angka kemiskinan ekstrim tidak akan efektif. 

BACA JUGA:Enam Program AMIN untuk Kesejahteraan Guru dan Tenaga Kependidikan

"Bansos inikan bukan hanya setahun, dua tahun, tiga tahun, lima tahun, bahkan sudah puluhan tahun di Indonesian ini dilaksanakan. Sejak zaman Mega Wati sampai sekarang ini, namun justru angka kemiskinan kita masih berkisar diangka 9 sampai 11 persen," ungkapnya.

Yan menambahkan, angka seperti itu terus pada setiap tahunnya, tidak pernah tingkat kemiskinan di Indonesia di bawah 5 atau 7 persen. 

Pembagian Bansos lanjut dia, supaya efektif bisa dilakukan pada kondisi tertentu saja, misalnya dilakukan saat banyaknya gagal panen dan masalah kesulitan ekonomi.

"Inilah hal-hal yang membuat tingkat kemiskinan kita ini tidak akan pernah tercapai rendah angkanya, karena bansos tidak memiliki efek bagus untuk pengentasan kemiskinan," ujarnya. 

BACA JUGA:Round Up Hari Ke-51, Komitmen Paslon Dalam Penguatan Antikorupsi

Dikatakannya, lagi, pengentasan kemiskinan adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Apabila semua tatanan politik ekonomi di Indonesia bersikap adil, maka kesempatan masyarakat untuk mendapatkan harga sembako itu yang terjangkau.

"Itu menyangkut harga dan pajak. Kedua, hak orang untuk mendapatkan keadilan untuk bisa bekerja. Jadi orang-orang menengah ke bawah bisa mendapatkan pekerjaan tanpa harus menggunakan orang dalam," tuturnya. 

Masih kata Yan, kalau melihat sekarang, orang pekerja karyawan-karyawan termasuk menjadi PNS dan honorer, menggunakan tenaga orang dalam semua.

"Orang-orang yang bekerja sebagai ASN dan honorer itu ialah orang yang berada semua, sehingga orang miskin tidak mempunyai kesempatan untuk mencari kerja. Maka pengentasan kemiskinan tidak pernah meningkat," imbuhnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan