Hanya 11 Persen Pasien Terdiagnosis : HMHI Soroti Kesenjangan Penanganan Hemofilia di Indonesia !

Petugas PMI menunjukkan kantong darah pendonor.-Foto : ANTARA -

KORANPALPOS.COM - Dalam rangka memperingati Hari Hemofilia Sedunia (World Hemophilia Day/WHD) 2025, Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) menggaungkan seruan penting mengenai pemerataan akses layanan kesehatan bagi penyintas gangguan perdarahan di seluruh Indonesia.

Penekanan utama tahun ini ditujukan pada kelompok perempuan dan anak perempuan, yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dalam sistem diagnosis dan tatalaksana penyakit hemofilia.

Dengan mengusung tema global "Access for All: Women and Girls Bleed Too", peringatan ini menyoroti perlunya inklusi dan pemahaman yang lebih luas bahwa hemofilia dan gangguan perdarahan lain tidak hanya dialami oleh laki-laki.

Banyak perempuan, meski membawa gen hemofilia sebagai “carrier”, juga mengalami gejala perdarahan signifikan yang kerap tidak disadari bahkan oleh tenaga medis.

BACA JUGA:Cegah Katarak dan Obati Sakit Tenggorokan dengan Bunga Marigold

BACA JUGA:Sembuhkan Sakit Telinga dan Eksim dengan Delima Putih

Dalam keterangan tertulisnya, Ketua HMHI dr. Novie Amelia Chozie, SpA(K), mengungkapkan bahwa baru sekitar 11 persen dari total estimasi pasien hemofilia di Indonesia yang terdiagnosis.

Dari total estimasi 28.000 penderita, hanya 3.658 pasien yang tercatat secara resmi dan mendapat akses pengobatan yang memadai hingga akhir tahun 2024.

“Ini adalah kesenjangan besar yang tidak bisa kita abaikan. Sebagian besar pasien baru diketahui mengidap hemofilia setelah mengalami perdarahan berat. Jika tidak tertangani, perdarahan internal berulang bisa menyebabkan disabilitas permanen bahkan kematian,” ujar Novie.

Data dari studi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sebanyak 9,6 persen anak dengan hemofilia A di 12 kota besar di Indonesia mengalami inhibitor, yaitu antibodi yang membuat terapi faktor pembekuan menjadi tidak efektif.

BACA JUGA:Penderita Parkinson Disarankan tidak Putus Obat : Ini Alasannya !

BACA JUGA:Orang Tua Perlu Paham Risiko Digital Sebelum Batasi Media Sosial Anak

Kasus inhibitor ini merupakan tantangan besar karena penanganannya jauh lebih kompleks dan mahal.

Novie juga menyoroti stigma dan kesalahpahaman yang selama ini membuat perempuan penderita hemofilia atau gangguan perdarahan seperti Von Willebrand Disease (VWD) tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan