Dibutuhkan Edukasi dan Tindakan Nyata

Kolam retensi salah satu fasilitas untuk menampung endapan air di Kota Palembang yang jumlahnya masih sangat minim.-Foto : Disway-
Menurutnya, keterbatasan jumlah kolam retensi menjadi salah satu kendala utama dalam mengurangi dampak genangan air.
"Kita harus akui bahwa kolam retensi yang ada di Kota Palembang ini masih sangat kurang. Karena itu saat ini kita hanya bisa memaksimalkan fungsi kolam retensi dan saluran air yang ada saja. Caranya dengan mengeruk dan membersihkan sedimentasi atau sampah yang ada di saluran air hingga kolam retensi," ujar Bastari, kemarin.
Bastari juga tidak menutup mata terhadap ancaman banjir yang selalu mengintai kota ini setiap kali hujan lebat melanda.
Ia menyebutkan, berdasarkan hasil kajian para ahli, idealnya Palembang membutuhkan sedikitnya 120 kolam retensi untuk menampung volume air hujan agar tidak menimbulkan banjir.
Sayangnya, hingga saat ini jumlah kolam retensi yang tersedia baru mencapai sekitar 50 titik.
"Artinya, jumlah kolam retensi kita masih kurang lebih dari separuhnya. Jika daya serap air di kota ini sangat terbatas, terutama melalui kolam retensi, tentu genangan air pascahujan akan sulit dihindari karena air tidak tahu harus lari ke mana," jelasnya.
Lebih lanjut, Bastari menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus membangun kolam retensi baru di kawasan-kawasan yang rawan genangan dan banjir.
Program ini akan menjadi prioritas dalam rencana pembangunan infrastruktur ke depan, guna memperkuat sistem pengendalian air di Palembang.