Dibutuhkan Edukasi dan Tindakan Nyata

Kolam retensi salah satu fasilitas untuk menampung endapan air di Kota Palembang yang jumlahnya masih sangat minim.-Foto : Disway-

"Pembuatan lubang-lubang biopori bisa jadi solusi kecil yang dampaknya besar, terutama di kawasan padat penduduk. Selain murah dan mudah, cara ini juga bisa membantu air lebih cepat masuk ke tanah dan tidak menumpuk di permukaan," pungkasnya.

Ia berharap ke depan, Palembang bisa lepas dari permasalahan genangan air dan banjir jika seluruh komponen, mulai dari pemerintah, pengembang, hingga masyarakat, mau berkolaborasi dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan memperkuat sistem pengelolaan air perkotaan.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang,  (Sumsel), terus melakukan kegiatan penertiban bangunan tanpa izin yang dapat menimbulkan masalah banjir atau genangan air ketika hujan lebat turun cukup lama atau lebih dari satu jam.

"Tindakan penertiban itu merupakan salah satu upaya mengatasi masalah banjir dan tindakan pencegahan," kata Wakil Wali Kota Palembang Prima Salam di Palembang, Kamis.

Bagi masyarakat yang mengetahui di sekitar lingkungan tempat tinggal dan aktivitasnya terdapat bangunan yang berpotensi menyebabkan banjir, kata dia, diminta untuk melaporkannya kepada pihak kelurahan atau kecamatan setempat.

"Partisipasi dari masyarakat berperan besar untuk mengoptimalkan kegiatan mengatasi permasalahan banjir di Bumi Sriwijaya ini," ujarnya.

Dia menjelaskan pihaknya terus mencari solusi untuk mengatasi masalah banjir atau genangan air setiap turun hujan deras dalam waktu lama.

"Untuk mencari solusi masalah banjir terus digali informasi dari warga kota dan disiapkan program pengendalian banjir," ujarnya.

Untuk mengatasi masalah banjir, kata dia, masing-masing kawasan permukiman penduduk memerlukan penanganan yang berbeda-beda.

Beberapa kawasan, lanjutnya, penanganan dengan cara melakukan pelebaran saluran dan pengerukan sedimen dengan menggunakan alat berat serta perbaikan dinding saluran air.

Kemudian ada kawasan yang memerlukan peralatan pompa untuk mengalirkan genangan air dan ada yang memerlukan kolam retensi atau resapan air hujan.

Mengenai kolam retensi, kata dia, kota ini memerlukan kolam tersebut yang lebih banyak dari yang sudah ada di sekitar kawasan permukiman saat ini.

Sesuai hasil kajian tim, lanjut dia, kota ini idealnya memiliki 100-120 kolam retensi, sedangkan sekarang ini baru setengahnya.

Sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang terus berupaya mengoptimalkan fungsi kolam retensi yang ada dalam rangka mengantisipasi banjir dan genangan air, terutama saat musim hujan tiba.

Kepala Dinas PUPR Kota Palembang, Ir Ahmad Bastari Yusak, mengungkapkan bahwa saat ini ketersediaan kolam retensi di Kota Palembang masih jauh dari kata ideal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan