Cuaca Ekstrem Hantui Palembang, Warga Cemas Ancaman Banjir Terus Berulang

Cuaca Ekstrem Hantui Palembang, Warga Cemas Ancaman Banjir Terus Berulang.-Foto : Istimewa-

“Kita butuh rencana besar. Perlu ada sinergi antarinstansi, audit drainase menyeluruh, dan keterlibatan warga dalam perencanaan kota. Jangan sampai setiap musim hujan kita kembali ke situasi darurat seperti ini,” ujar Rama, salah seorang mahasiswa salah satu PTN di Kota Palembang. 

Namun demikian, sebagian warga masih menyimpan harapan agar Pemkot segera mengambil langkah tegas dan berkelanjutan.

Mereka berharap agar aspirasi masyarakat didengar dan dijadikan pijakan dalam perencanaan kebijakan daerah.

“Kami tidak berharap Palembang bebas banjir dalam semalam, tapi paling tidak kami ingin melihat upaya yang jelas. Ada anggaran yang transparan, ada proyek yang benar-benar dikerjakan, dan ada komunikasi yang terbuka dengan masyarakat,” ujar Adnan, warga Kemuning.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan meminta warga di 18 kecamatan di daereah itu untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berdasarkan prakiraan BMKG tersebut.

Wali Kota Palembang Ratu Dewa di Palembang, Kamis, mengatakan berdasarkan informasi dari BMKG wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut, pihaknya telah panggil instansi terkait termasuk camat, lurah, Dinas PUPR, Dinas Pemadam Kebakaran, dan Badan Penanggulangan Bencana dalam menghadapi cuaca ekstrem serta antisipasi yang dilakukan. 

Selain itu lanjut Dewa, camat, lurah dan OPD terkait untuk selalu siaga mengawasi lokasi rawan banjir, seperti Kertapati, Seberang Ulu I, Seberang Ulu II, Kalidoni, Gandus, dan sebagian Sematang Borang.

"Termasuk banjir di Simpang Polda menyebabkan genangan tinggi di pemukiman sekitar, ternyata ada sodetan yang harus segera dibangun, saya minta segera dibangun dan proses pengadaan sedang berlangsung," ujarnya.

Ia juga memastikan telah memonitor dan memikirkan untuk memfungsikan sistem pompa Sekip Bendung dan sistem pompa portabel skala besar milik Balai Sungai secara maksimal untuk penanganan banjir di Simpang Polda.

Saat ini kata Dewa, sistem pompa Sungai Bendung hanya berfungsi tiga di antara enam pompa, sedangkan sedimentasi cukup tinggi dan parit mengecil.

"Maka program ke depan harus diperbesar (parkir itu) sehingga air banjir dari Simpang Polda dapat disedot dan mengalir dengan lancar melalui pompanisasi Sungai Bendung," katanya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan