Cuaca Ekstrem Hantui Palembang, Warga Cemas Ancaman Banjir Terus Berulang

Cuaca Ekstrem Hantui Palembang, Warga Cemas Ancaman Banjir Terus Berulang.-Foto : Istimewa-
BMKG Sumatera Selatan juga telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk sejumlah wilayah di provinsi ini, termasuk Kota Palembang.
Masyarakat diminta untuk selalu mengikuti perkembangan cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, serta media sosial @infobmkg untuk mendapatkan informasi yang cepat dan akurat.
Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu ini, warga Palembang disarankan untuk menyiapkan perlengkapan seperti payung atau jas hujan saat beraktivitas di luar rumah, terutama pada siang hingga sore hari.
Bagi pengendara, kewaspadaan terhadap genangan dan jarak pandang terbatas juga perlu ditingkatkan demi keselamatan bersama.
Terkait kondisi ini, Genangan air dan banjir yang sangat berpotensi kembali melanda sejumlah wilayah di Kota Palembang akibat cuaca ekstrem memicu keresahan masyarakat.
Warga yang terdampak banjir secara langsung mulai angkat suara dan mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang untuk segera mengambil langkah nyata dan bukan sekadar wacana dalam mengatasi permasalahan yang terus berulang setiap musim hujan ini.
Dedi, seorang warga Lemabang, mengaku sudah bosan dengan janji-janji penanganan banjir dari pihak pemerintah.
"Tiap tahun kami kebanjiran. Saluran air sudah lama tidak diperbaiki. Kalau hujan deras sedikit saja, langsung tergenang. Pemerintah terkesan menunggu parah dulu baru bergerak,” katanya, Jumat (11/4).
Senada dengan Dedi, Tri, warga Sekip, mengatakan, bahwa wilayah tempat tinggalnya selalu menjadi langganan banjir, namun tidak pernah mendapatkan penanganan menyeluruh dari Pemkot.
“Kami bukan butuh bantuan pas banjir doang. Kami butuh solusi supaya banjir tidak terus-terusan terjadi. Kalau cuma kasih bantuan selimut dan sembako, itu bukan solusi jangka panjang,” keluhnya.
Genangan air tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga mempengaruhi aktivitas ekonomi warga. Sejumlah pelaku usaha kecil mengaku kehilangan pelanggan karena pembeli enggan datang saat kawasan tempat usaha mereka tergenang.
“Warung saya sepi sejak hujan besar kemarin. Orang malas masuk karena jalannya becek dan air menggenang. Pendapatan turun drastis,” ujar Wan, pedagang kaki lima di kawasan Plaju.
Beragam keluhan tersebut kemudian bermuara pada satu tuntutan: Pemerintah Kota Palembang diminta segera bertindak dengan solusi yang konkret.
Warga menilai bahwa penanganan banjir tidak cukup dengan aksi tambal sulam seperti pengerukan got sesaat atau pemasangan pompa air sementara.
Dimana warga mendorong adanya perencanaan tata kota yang lebih berorientasi lingkungan, termasuk revitalisasi sistem drainase, penambahan ruang terbuka hijau, dan pengawasan ketat terhadap bangunan yang dibangun di jalur aliran air.