Pabrik Gula Uncut Tayang di Bioskop : Teror Mencekam dari Bangunan Tua yang Terlupakan

Kamu udah nonton Pabrik Gula Uncut belum? Siap uji nyali di bioskop sekarang juga-foto:Istimewa-
BACA JUGA:Sholat Idul Fitri di Masjid Raya Taqwa, Sekda Sumsel Sampaikan
Tidak seperti film horor biasa yang banyak mengandalkan “jumpscare”, Pabrik Gula Uncut lebih menekankan pada atmosfer menyeramkan yang dibangun secara perlahan namun menghantui.
Beberapa adegan disajikan tanpa potongan atau sensor, memperkuat kesan realistis dan brutal dari kisah yang diceritakan.
Film ini dibintangi oleh jajaran aktor muda yang sebagian besar merupakan pendatang baru di dunia akting.
Di antaranya adalah Dhia Putri, Rizky Ramadhan, Zahra Maheswari, dan Kevin Andra.
Meskipun belum banyak dikenal publik, penampilan mereka di film ini mendapatkan banyak pujian dari penonton maupun kritikus.
Dhia Putri yang berperan sebagai “Nadya”, pemimpin tim mahasiswa, berhasil menampilkan emosi ketakutan dan ketegangan secara meyakinkan.
Rizky Ramadhan sebagai “Bayu”, mahasiswa yang keras kepala dan skeptis, justru menjadi karakter yang banyak menyumbang intensitas ketegangan dalam film.
Salah satu hal yang membuat film ini semakin menarik adalah kenyataan bahwa proses syuting dilakukan langsung di pabrik gula tua yang dikenal angker di daerah Klaten, Jawa Tengah.
Sutradara Aditya mengungkapkan bahwa ia ingin menjaga keaslian dan atmosfer tempat, sehingga memutuskan untuk tidak membangun set buatan.
“Banyak kru dan pemain mengalami kejadian di luar nalar selama proses syuting. Ada yang tiba-tiba kesurupan, alat syuting sering mati mendadak, bahkan kami sempat harus berhenti syuting selama dua hari karena gangguan yang tidak bisa dijelaskan secara logis,” ujar Aditya dalam konferensi pers peluncuran film.
Sejak hari pertama penayangan, Pabrik Gula Uncut berhasil menarik perhatian dan antusiasme penonton. Beberapa bioskop bahkan melaporkan tiket habis terjual untuk beberapa jam penayangan malam hari.
Di media sosial, warganet memberikan berbagai komentar mulai dari ketakutan mereka saat menonton hingga kekaguman terhadap cerita dan penyutradaraan.
“Ini film horor Indonesia terbaik yang pernah saya tonton. Tidak hanya menakutkan, tapi juga punya pesan yang dalam tentang masa lalu dan luka sejarah,” tulis akun @filmnesia di Twitter.
Sementara itu, beberapa kritikus film memberikan pujian atas keberanian film ini menyajikan adegan-adegan yang tidak disensor serta narasi yang gelap namun penuh makna.