Sebuah Asa Pendidikan Melalui PKH bagi Masa Depan Indonesia
Ilustrasi-Foto: Istimewa-
BACA JUGA:Lebaran : Merajut Persatuan di Tengah Polarisasi Politik
Ibu dua anak itu merasa sangat terbantu dengan mendapatkan bantuan PKH, sehingga tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang tergolong mahal bagi keluarganya.
Bantuan sebesar Rp1,5 juta per tahun yang diterima setiap tiga bulan, yakni sebesar Rp375.000 digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah anaknya, seperti seragam, tas, sepatu, dan buku-buku pelajaran, sehingga tidak mengganggu keuangan ekonomi rumah tangganya yang terbilang pas-pasan itu.
Inayatul bersyukur mendapatkan bantuan PKH tersebut karena memotivasi anaknya yang kini duduk di bangku SMP ingin tetap bersekolah hingga di bangku kuliah.
"Bantuan PKH sangat membantu kami dari keluarga kurang mampu, sehingga memberikan secercah harapan bagi anak-anak kami bisa tetap melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi demi menggapai cita-citanya," katanya, ketikal berbincang dengan ANTARA.
Bantuan PKH yang diberikan kepada keluarga yang memiliki anak usia SD/sederajat sebesar Rp225.000 per tahap atau Rp900.000 per tahun, kemudian anak SMP/sederajat sebesar Rp375.000 per tahap atau Rp1.500.000 per tahun dan anak SMA/sederajat sebesar Rp500.000 per tahap atau Rp2.000.000 per tahun.
Koordinator PKH Kabupaten Jember wilayah barat Hariyono mengatakan banyak KPM yang sangat merasakan manfaat dari PKH, sehingga keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan perlahan-lahan bisa bangkit untuk lebih mandiri.
Beberapa keluarga penerima PKH juga didorong untuk melakukan graduasi mandiri, yakni berhasilnya KPM melepaskan diri dari bansos PKH yang diiringi dengan usaha KPM, sesuai kemampuannya, guna meningkatkan kesejahteraan keluarganya dengan cara berwirausaha, berdagang, membuat keterampilan maupun usaha lainnya yang menghasilkan.
Seperti salah satu KPM di Desa Gugut, Yesi Wahyuni yang menerima bantuan PKH sejak 2016, kini sudah memiliki toko kelontong yang menjual bahan pokok dan makanan ringan di rumahnya.
Meskipun pada awalnya bantuan bersifat langsung dan tunai, pemerintah juga mengarahkan penerima PKH untuk dapat mandiri secara ekonomi melalui program-program pemberdayaan, seperti keterampilan kerja dan akses modal usaha.
Yessy mengaku bansos PKH memberikan suntikan semangat bagi keluarganya untuk terus menyekolahkan anaknya dan kini anak keduanya juga sudah mendaftar di perguruan tinggi negeri (PTN), sehingga diharapkan usaha tokonya bisa semakin sukses, termasuk bisa membiayai anak-anaknya hingga di bangku kuliah.
Pendamping PKH Haryono juga berharap semakin banyak KPM di wilayahnya yang graduasi untuk bisa mandiri, sehingga mengurangi angka kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat di Jember.
Sementara Kepala Dinas Sosial Pemkab Jember A. Helmi Luqman mengatakan bahwa jumlah penerima bantuan PKH di Kabupaten Jember tahun 2025 tercatat sebanyak 87.607 KPM yang tersebar di 31 kecamatan di kabupaten setempat.
Jumlah penerima PKH terbanyak berada di Kecamatan Kalisat 5.072 KPM, kemudian disusul Kecamatan Ledokombo sebanyak 4.993 KPM, dan Sukowono sebanyak 4.664 KPM.
PKH merupakan salah satu program bantuan sosial bersyarat yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2007 dan program itu bertujuan memberikan bantuan kepada keluarga miskin yang terdaftar dalam basis data terpadu pemerintah sebagai KPM, dengan syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh keluarga penerima.