DBD Kembali Mengancam Selama Ramadan : 40 Kasus Terjadi di Palembang !

Aktifitas layanan fogging di lingkungan yang padat penduduk. Insert : ilustrasi serangan dbd. -Foto : Disway-

Rahma, satu seorang warga Kemuning Kota Palembang, mengaku khawatir dengan lonjakan kasus DBD, terutama karena cuaca yang tak menentu memperbesar risiko perkembangbiakan nyamuk.

“Kami sekeluarga jadi lebih waspada, terutama anak-anak yang lebih rentan terkena DBD. Saya berharap ada penyemprotan (fogging) lebih rutin di lingkungan kami, terutama di daerah yang sudah ada kasus,” ujarnya.

BACA JUGA:Gelar Safari Ramadan di Kota Palembang

BACA JUGA:Momentum Melawan Godaan dan Mengendalikan Hawa Nafsu !

Senada dengan Rahma, Endi warga kawasan Plaju, juga menyampaikan kekhawatirannya.

“Kami warga sekitar rutin gotong royong membersihkan lingkungan, tapi kami juga butuh perhatian lebih dari dinas terkait. Fogging memang penting, tapi edukasi dan tindakan pencegahan lainnya juga harus diperkuat,” katanya, berharap. 

Di sisi lain, beberapa warga berharap agar sosialisasi mengenai pencegahan DBD lebih gencar dilakukan, terutama di sekolah dan tempat ibadah yang ramai dikunjungi selama Ramadhan.

“Kadang banyak warga yang masih belum sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Kalau ada penyuluhan atau kampanye kesehatan yang melibatkan masyarakat lebih luas, pasti dampaknya akan lebih terasa,” tambah Lina, seorang ibu rumah tangga di kawasan Ilir Timur II Kota Palembang. 

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Palembang menyediakan tim layanan fogging gratis guna menangani kasus DBD pada tahun ini.

"Kami ada layanan foging gratis di 18 wilayah kecamatan melalui puskesmas, kecamatan, kelurahan, dan dari Dinkes Palembang juga ada untuk menangani kasus DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan Palembang Fenty Aprina.

Ia menambahkan layanan foging itu akan diberikan apabila terdapat keluhan dari warga, dan pihaknya melakukan pemeriksaan lingkungan, apabila terdapat banyak jentik- jentik nyamuk di sekitar 20 rumah warga, maka akan dilakukan foging untuk mencegah DBD.

"Selain itu pembagian abate terus kami lakukan karena itu bagian dari gerakan serentak PSN DBD di tingkat kecamatan," katanya.

Sementara itu, Pemerhati Lingkungan Perkotaan, Drs Taufik Anwar menilai bahwa upaya pencegahan DBD tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan kesadaran kolektif dari masyarakat.

Menurut Taufik, faktor utama meningkatnya kasus DBD di Palembang adalah kondisi lingkungan yang kurang terjaga, ditambah dengan pola cuaca yang tidak menentu.

Ia menekankan bahwa masyarakat perlu lebih peduli terhadap sanitasi lingkungan dan tidak hanya bergantung pada upaya fogging dari pemerintah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan