DBD Kembali Mengancam Selama Ramadan : 40 Kasus Terjadi di Palembang !

Aktifitas layanan fogging di lingkungan yang padat penduduk. Insert : ilustrasi serangan dbd. -Foto : Disway-
"DBD bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah lingkungan. Banyaknya genangan air akibat curah hujan yang tidak menentu dan kebiasaan warga yang masih membuang sampah sembarangan menjadi faktor utama perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Jika tidak ada kesadaran kolektif untuk menjaga kebersihan lingkungan, maka kasus DBD akan terus berulang setiap tahunnya," ujarnya, Rabu (19/3).
Taufik menyoroti bahwa banyak masyarakat masih salah kaprah dalam menangani DBD dengan hanya mengandalkan fogging sebagai solusi utama.
Padahal, fogging hanya efektif membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik-jentik nyamuk tetap berkembang jika lingkungan tetap mendukung perkembangbiakan mereka.
"Pemerintah memang memiliki program fogging gratis, tetapi itu bukan solusi jangka panjang. Jika kita hanya mengandalkan fogging tanpa memperhatikan kebersihan lingkungan, maka setiap musim hujan kita akan menghadapi lonjakan kasus DBD seperti ini," tambahnya.
Ia mengingatkan bahwa langkah 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang) harus dilakukan secara rutin oleh masyarakat, bukan hanya saat terjadi peningkatan kasus DBD.
Selain itu, ia mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat edukasi pencegahan melalui sekolah, rumah ibadah, dan media sosial, sehingga kesadaran masyarakat meningkat.
Taufik juga mengusulkan agar Pemkot Palembang menggencarkan program kampanye kebersihan lingkungan yang berkelanjutan.
Ia menilai bahwa program pencegahan harus lebih inovatif dan melibatkan karang taruna, komunitas lingkungan, serta tokoh masyarakat agar edukasi dapat menjangkau lebih luas.
"Kita bisa mengadakan lomba kebersihan lingkungan antar RT atau kampanye ‘Satu Rumah Satu Tempat Sampah’ untuk mengurangi sampah yang dapat menjadi sarang nyamuk. Ini perlu dilakukan secara kontinu, bukan hanya saat ada lonjakan kasus DBD," sarannya.
Sebagai langkah konkret, ia menyarankan agar setiap kelurahan memiliki kader lingkungan yang bertugas untuk memantau jentik nyamuk dan mengedukasi warga tentang cara mencegah penyebaran DBD.
Menutup pernyataannya, Taufik menegaskan, bahwa penanggulangan DBD di Palembang harus menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat.
Ia berharap warga lebih disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan, sementara pemerintah lebih aktif dalam memberikan edukasi.