Jonatan Akui Kurang Sabar di Final Indonesia Masters : Soroti Regenerasi Tunggal Putra !
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengembalikan kok saat melawan tunggal putra Jepang Kenta Nishimoto pada perempat final Daihatsu Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2025).-Foto : Dokumen Palpos-
KORANPALPOS.COM - Tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengaku kurang sabar dalam menghadapi permainan unggulan Thailand Kunlavut Vitidsarn pada babak final Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan Jakarta, Minggu.
Kekalahan Jonatan di partai puncak menambah daftar kekalahan tuan rumah yang gagal meraih gelar pada turnamen BWF Super 500 kali ini.
Pada pertandingan tersebut, Jonatan yang menjadi unggulan ketiga harus mengakui keunggulan Kunlavut setelah bertarung sengit melalui rubber game dengan skor 21-18, 17-21, 18-21.
BACA JUGA:Fajar/Rian Akui Keunggulan Man/Tee di Final Indonesia Masters 2025
BACA JUGA:Herry IP Akan Nakhodai Tim Ganda Putra Malaysia Selama 4 Tahun
Kegagalan tersebut menjadi momen yang mengecewakan, mengingat Jonatan sempat menunjukkan permainan solid di gim pertama.
Dalam konferensi pers usai pertandingan, Jonatan mengapresiasi performa Kunlavut yang dinilainya sangat sabar dan tenang di sepanjang pertandingan.
"Memang Kunlavut bermain sangat baik, sangat sabar, dia coba lebih tenang lagi, dan benar-benar berusaha untuk tidak gampang mati sendiri. Di pertengahan gim ketiga, dia benar-benar berusaha menahan, bahkan saat reli-reli panjang," ungkap Jonatan.
BACA JUGA:Pelatih Timnas U-17 Berharap Dukungan Maksimal dari Presiden
BACA JUGA:Juara Indonesia Masters : Intanon Senang Bisa Menang Lagi di Istora
Permainan Kunlavut yang sabar menjadi kunci keberhasilannya, terutama dalam menghadapi reli panjang yang sering kali terjadi di gim penentuan.
Sementara itu, Jonatan mengaku kurang sabar dalam beberapa momen krusial sehingga berpengaruh pada hasil akhirnya.
Jonatan juga menyoroti insiden senar raket yang putus pada poin-poin krusial.
BACA JUGA:Romeny Rampung Februari: Ancaman Baru untuk Australia dan Bahrain