OKU Selatan Genjot Promosi Kain Tenun Khas Kawai Kanduk
Kain Kawai Kanduk khas Kabupaten OKU Selatan. -Foto : Eco Marleno-
“Hak cipta ini mengukuhkan Kawai Kanduk sebagai salah satu karya seni pakaian adat khas Kabupaten OKU Selatan. Ini menjadi landasan penting bagi kami untuk melestarikan sekaligus mengembangkan warisan budaya ini,” katanya.
Menurutnya, pengakuan hak paten ini adalah langkah besar dalam melindungi keaslian dan keunikan kain Kawai Kanduk dari klaim pihak luar.
BACA JUGA:Masjidah Dicopot dari Ketua KPU Ogan Ilir, DKPP : Melanggar Kode Etik !
BACA JUGA:Henky Sampaikan Progres Capaian 10 Indikator Prioritas Pembangunan
Dengan pengakuan tersebut, kain ini kini memiliki identitas resmi yang diakui secara nasional.
Dekranasda OKU Selatan, bersama Pemerintah Kabupaten OKU Selatan, terus melakukan berbagai upaya untuk mempromosikan kain Kawai Kanduk.
Berbagai festival, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional, menjadi wadah untuk memperkenalkan kain ini kepada masyarakat luas.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya mengenal, tetapi juga mencintai kain Kawai Kanduk ini. Salah satu caranya adalah melalui partisipasi dalam festival seni dan budaya di berbagai daerah hingga ke mancanegara,” ungkap Isyana.
BACA JUGA:Korupsi Dana Desa : Mantan Kades Harimau Tandang Divonis 4 Tahun !
BACA JUGA:30 Hektare Lahan di OKU Terbakar : DidugaBerasal dari Putung Rokok !
Selain itu, pengembangan motif dan corak kain Kawai Kanduk juga terus dilakukan untuk memperluas daya tariknya. Motif dedaunan, burung walet, burung merak, dan burung merpati menjadi beberapa motif baru yang dihadirkan.
Tidak hanya itu, ada juga motif yang melambangkan enam suku di Kabupaten OKU Selatan sebagai identitas khas daerah tersebut.
“Pengembangan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkaya estetika kain, tetapi juga untuk merepresentasikan keberagaman budaya yang ada di Kabupaten OKU Selatan,” jelasnya.
Dalam rangka melestarikan tradisi dan meningkatkan kapasitas produksi, Dekranasda OKU Selatan juga fokus pada pelatihan bagi para pengrajin lokal.
Menurut Isyana, pelatihan ini penting untuk memastikan keberlanjutan tradisi menenun di kalangan generasi muda.