BPBD OKU Tangani 28 Kasus Karhutla Selama Musim Kemarau 2024
Tim Satgas BPBD OKU memadamkan api karhutla.-Foto : Eco Marleno-
Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya karhutla dan cara mencegahnya.
"Kami rutin mengadakan sosialisasi di desa-desa rawan karhutla. Materi yang disampaikan meliputi bahaya membakar lahan, dampak asap bagi kesehatan, serta langkah-langkah pencegahan sederhana yang dapat dilakukan," jelas Gunalfi.
BPBD juga bekerja sama dengan pemerintah desa, kepolisian, dan TNI untuk melakukan patroli rutin di kawasan rawan kebakaran.
Patroli ini bertujuan untuk memantau potensi munculnya titik api sekaligus memberikan peringatan dini kepada masyarakat.
Meski luas lahan yang terbakar tahun ini lebih kecil, asap dari kebakaran tetap menjadi perhatian utama. Asap tidak hanya mengganggu kualitas udara, tetapi juga berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan.
"Oleh karena itu, kami berupaya keras memadamkan api sebelum asapnya menyebar luas dan berdampak pada kesehatan masyarakat," ujar Gunalfi.
BPBD Kabupaten OKU menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan upaya penanggulangan karhutla, baik melalui penguatan sarana dan prasarana, edukasi masyarakat, maupun peningkatan koordinasi dengan pihak terkait.
"Kami berharap, dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait, jumlah kasus karhutla di Kabupaten OKU dapat terus menurun di tahun-tahun mendatang," pungkas Gunalfi.
Penanganan 28 kasus karhutla di Kabupaten OKU selama musim kemarau 2024 menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Meski demikian, masih diperlukan upaya berkelanjutan untuk mengatasi penyebab utama karhutla, terutama yang disebabkan oleh kelalaian manusia.
Dengan dukungan peralatan yang memadai, edukasi masyarakat, dan kerja sama lintas sektor, BPBD Kabupaten OKU optimis dapat menekan jumlah kasus karhutla di masa mendatang dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan bebas dari bahaya kebakaran.