Asal Usul dan Sejarah Suku Sekayu : Warisan Budaya di Tepian Sungai Musi Kabupaten Musi Banyuasin !

Reporter: Echi |

Editor: Zen Kito |

Sabtu , 18 Jan 2025 - 09:25

Suku Sekayu merupakan salah satu komunitas etnis yang bermukim di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan-Foto : Dokumen Palpos-

asal usul dan sejarah suku sekayu : warisan budaya di tepian sungai musi kabupaten musi banyuasin !                            koranpalpos.com - suku sekayu merupakan salah satu komunitas etnis yang bermukim di kabupaten musi banyuasin, provinsi sumatera selatan.
populasi mereka diperkirakan mencapai lebih dari 250.000 orang.
sebagai salah satu sub-suku dari suku musi, suku sekayu memiliki kekhasan budaya, tradisi, dan kehidupan sehari-hari yang membedakan mereka dari komunitas lain di sumatera selatan.
baca juga:tradisi unik di berbagai daerah indonesia: warisan budaya yang membanggakan
baca juga:musim durian telah tiba : 5 daerah ini surga durian di sumatera selatan !
sebutan “orang sungai” sering disematkan pada mereka karena kehidupan suku sekayu sangat erat dengan sungai musi.
rumah-rumah mereka banyak didirikan di tepi sungai atau bahkan di atas permukaan air.
sejak dahulu, suku sekayu hidup menetap di kawasan ini, jarang melakukan migrasi ke daerah lain.
baca juga:tahun baru, tradisi baru : mengungkap ritual perayaan yang unik di berbagai negara, nomor 8 sedikit nyeleneh !
baca juga:asal usul dan sejarah tebing gerinting : harmoni tradisi dan modernisasi di tengah desa asri !
pergerakan mereka biasanya tidak lebih jauh dari kota palembang, yang masih berada dalam wilayah sumatera selatan.
rumah tradisional masyarakat sekayu berbentuk rumah panggung, yang dirancang untuk menyesuaikan dengan lingkungan geografis di tepi sungai.
rumah-rumah ini tidak hanya melindungi dari banjir, tetapi juga mencerminkan keterampilan arsitektur lokal yang diwariskan turun-temurun.
baca juga:asal usul dan sejarah kampung baru : eks lokalisasi legend di palembang, ternyata pindahan dari daerah ini ! 
baca juga:asal usul dan sejarah suku lintang di empat lawang : terkenal cukup disegani dan jiwa solidaritas tinggi !
sebagian besar rumah didirikan di atas permukaan air atau di tepi sungai, meskipun ada juga yang membangun rumah lebih jauh dari sungai.
sistem kekerabatan dalam masyarakat sekayu bersifat patrilineal, di mana garis keturunan diturunkan melalui pihak laki-laki.
dalam tradisi mereka, memiliki anak laki-laki dianggap penting karena anak laki-laki diyakini dapat memperkuat kuasa keluarga dan melanjutkan garis keturunan.
baca juga:asal usul dan sejarah panjat pinang : hiburan kolonial yang bertransformasi menjadi simbol nasionalisme !
baca juga:asal usul dan sejarah nama indonesia : dari indu-nesians hingga identitas bangsa !
konsep ini dikenal dengan istilah negakke jurai atau menjaga marga.
dalam kehidupan rumah tangga, peran perempuan juga sangat penting, terutama dalam memelihara keharmonisan keluarga.
para istri wajib menjaga keseimbangan dan peraturan dalam rumah tangga sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh komunitas ini.
bahasa yang digunakan oleh masyarakat sekayu adalah bahasa melayu sekayu, yang masih memiliki kemiripan dengan bahasa palembang.
bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa malayic, yang merupakan bagian dari bahasa-bahasa austronesia yang tersebar di asia tenggara.
bahasa melayu sekayu menjadi salah satu identitas penting yang memperkuat solidaritas di antara anggota komunitas.
mengenai asal usul suku sekayu, terdapat beberapa pandangan.
salah satu cerita rakyat menyebutkan bahwa leluhur mereka berasal dari suatu tempat di seberang laut dan tiba di wilayah ini bersama dengan suku palembang.
pandangan lain menyatakan bahwa suku sekayu merupakan bagian dari sub-suku musi yang tersebar di berbagai wilayah seperti kabupaten musi banyuasin, banyuasin, musi rawas, musi rawas utara, kota lubuk linggau, dan kota palembang.
mayoritas masyarakat sekayu memeluk agama islam, dengan sebagian kecil memeluk agama kristen.
kehidupan religius mereka tampak dari keberadaan masjid atau langgar di setiap desa, yang menjadi pusat kegiatan spiritual dan sosial.
namun, meskipun mereka telah memeluk agama, beberapa tradisi dan kepercayaan nenek moyang masih bertahan hingga saat ini.
praktik okultisme dan animisme, seperti berkonsultasi dengan dukun atau ahli nujum, masih dilakukan oleh sebagian masyarakat ketika menghadapi masalah atau kesulitan.
hal ini menunjukkan adanya perpaduan antara ajaran agama dan tradisi lokal yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
sebagian besar masyarakat sekayu menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. mereka menanam padi sawah dan padi ladang sebagai komoditas utama.
selain itu, mereka juga menanam berbagai tanaman pangan seperti ubi kayu, jagung, kacang tanah, dan kedelai.
di sektor perkebunan, tanaman karet, cengkeh, dan kopi menjadi andalan ekonomi masyarakat.
kerajinan tradisional juga menjadi bagian penting dari kehidupan ekonomi masyarakat sekayu.
batu bata dan genteng yang dihasilkan oleh industri rumahan menjadi produk unggulan dari wilayah ini.
produk-produk ini tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga dipasarkan ke wilayah lain.
selain itu, beberapa anggota komunitas sekayu yang bermukim di palembang telah berhasil meniti karier di berbagai sektor penting.
mereka bekerja sebagai guru, dosen universitas, ahli riset, pengembang lahan, hartawan, dan pekerja galangan.
keberhasilan mereka menunjukkan kemampuan masyarakat sekayu dalam beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa melupakan akar budaya mereka.
suku sekayu juga memiliki kekayaan budaya yang menjadi ciri khas mereka.
mulai dari tradisi lisan, seni pertunjukan, hingga upacara adat, semua mencerminkan identitas unik masyarakat ini.
salah satu tradisi yang masih dijalankan adalah kegiatan gotong royong, yang mempererat hubungan antarwarga dan memperkuat solidaritas dalam komunitas.
kegiatan adat seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian juga masih dilakukan dengan mengikuti tata cara tradisional.
hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat sekayu menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya di tengah arus modernisasi.
seperti komunitas adat lainnya, suku sekayu menghadapi tantangan dalam mempertahankan identitas budaya mereka di era globalisasi.
urbanisasi, perubahan sosial, dan perkembangan teknologi memengaruhi cara hidup masyarakat, terutama generasi muda.
oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mendokumentasikan dan melestarikan tradisi suku sekayu agar tetap hidup dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
selain itu, dukungan pemerintah dan berbagai pihak untuk mengembangkan potensi ekonomi dan pariwisata di wilayah sekayu dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan budaya lokal.
misalnya, pengembangan wisata berbasis budaya dan alam di sekitar sungai musi dapat menjadi daya tarik yang memperkenalkan kekayaan budaya suku sekayu kepada dunia luar.
suku sekayu adalah bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya indonesia.
dengan tradisi, bahasa, dan kehidupan sosial yang khas, mereka telah menjadi salah satu komunitas yang memperkaya keragaman budaya di sumatera selatan.
meski menghadapi berbagai tantangan, semangat masyarakat sekayu untuk menjaga identitas dan budaya mereka tetap hidup patut diapresiasi.
dukungan semua pihak akan menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan warisan budaya suku sekayu di masa depan.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Palembang Pos 18 Januari 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan