Mang Juhai dan Lato-Lato

Mang Juhai--

Begitu tiba di rumah, Mang Juhai langsung memainkan lato-lato tanpa henti.

Ia terlihat sangat asyik dengan mainannya hingga tak menyadari suara “tak-tak-tak” lato-lato membuat rumah jadi ramai.

BACA JUGA:Mengubah Selera Pria Sejati

BACA JUGA:Nasib Tak Berubah

Di kamar, Bik Jubai yang sedang sakit gigi hanya bisa mendengarkan suara lato-lato sambil menahan emosi.

“Siapo budak maen lato-lato ini. Alangkah pening palak dengernyo. Dak tau apo wong lagi sakit gigi ini,” gumamnya.

Ketika akhirnya keluar kamar, Bik Jubai mendapati Mang Juhai sedang duduk di teras rumah, terus memainkan lato-lato. Dengan suara tegas, ia langsung menegur suaminya.

“Payo kak, berentilah dulu. La malam ini, tetanggo nak tedok,” katanya.

Merasa ditegur, Mang Juhai akhirnya berhenti.

Tapi, rasa sakit gigi Bik Jubai makin menjadi karena suara lato-lato yang tadi terus berbunyi seolah masih terngiang di telinganya.

Saat malam semakin larut dan Mang Juhai sudah terlelap, Bik Jubai memutuskan untuk mengambil tindakan.

Ia diam-diam mengambil lato-lato suaminya dan membuangnya di parit belakang rumah.

“Buangke tula musuhnyo, baru tau dio, Bangun pagi katek lagi setuo ini. Meningke palak bae bunyinyo,” gumam Bik Jubai sambil menyusup keluar rumah.

Setelah memastikan lato-lato terlempar ke parit, ia kembali ke kamar dengan hati lega.

Keesokan paginya, Mang Juhai bangun dengan semangat untuk kembali memainkan lato-lato.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan