Presiden Prabowo Perketat SOP MBG untuk Cegah Insiden Keracunan

Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Pemimpin Utama Grup Forbes Steve Forbes (kanan) berdialog dalam sesi puncak Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, Rabu (15/10/2025) -Foto : ANTARA-

KORANPALPOS.COM - Presiden Prabowo Subianto menyatakan pemerintah memperketat penerapan standar operasional prosedur (SOP) dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mencegah insiden keracunan dan berbagai persoalan lainnya.

"Kami perketat pengawasan, SOP. Kami juga membeli peralatan-peralatan baru, filter untuk air, perangkat uji (test kit) untuk tiap makanan yang diproduksi, peralatan-peralatan modern untuk sterilisasi air, dan sterilisasi ompreng yang digunakan," katanya menjawab pertanyaan Pimpinan Utama Forbes Media Grup Steve Forbes dalam sesi puncak acara Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, Rabu (15/10) malam.

Di hadapan 400 lebih CEO perusahaan global dan para inovator, ia menegaskan tekad pemerintah mencegah insiden keracunan kembali berulang.

BACA JUGA:Menggeser Jantung Ekonomi, Menunaikan Janji Hilirisasi

BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis Dorong Gizi Anak dan Sejahterakan Peternak Lokal

Selain itu, katanya, selalu berupaya menekan kasus keracunan hingga tidak ada lagi insiden (zero incident) dalam pelaksanaan program itu pada masa mendatang.

Ia menyebut hingga 15 Oktober 2025 tercatat 11.900 dapur MBG beroperasi di berbagai daerah di Indonesia dengan memberikan makan bergizi gratis kepada 35,4 juta anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Terkait dengan jumlah capaian itu, ia menilai, hampir setara dengan tujuh kali populasi Singapura.

BACA JUGA:Pemkab OKU Selatan Mulai Gulirkan Program MBG

BACA JUGA:Pengalihan TKD agar Pembangunan Daerah Lebih Efisien

"Jadi, kami memberi makan gratis (hampir) tujuh (kali populasi) Singapura setiap harinya. Dan, saya akui, memang ada kendala. Ada insiden keracunan, tetapi saat kita melihat perbandingannya dengan keseluruhan jumlah makanan yang disalurkan, angkanya cukup rendah sekitar 0,0007 persen. Tetapi, itu bukan berarti, maksudnya, satu insiden keracunan pun tidak dapat diterima," katanya.

Ia mengakui adanya kesulitan untuk mencapai kesempurnaan dalam program yang skalanya masif, sebagaimana MBG.

"Dalam setiap upaya manusia, untuk punya catatan sempurna tanpa ada satu kesalahan, saya pikir sangat langka. Namun, saya tak ingin mencari-cari alasan. Kami bertekad untuk mencegah insiden berulang hingga sebisa mungkin mendekati zero (insiden)," ujar Presiden.

BACA JUGA:Wamendagri : Ekonomi Daerah Kunci Ekonomi Besar Dunia

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan