Cerita dari Pesisir Langkat, Tentang Mereka yang Menjaga MMangrove
Masyarakat memancing ikan di sekitar hutan mangrove di Desa Pasar Rawa, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Selasa (3/12/2024). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)--
Batang nipah yang disadap niranya akan mengeluarkan cairan manis dan jika dimasak selama dua jam akan membeku menjadi gula padat, seperti gula merah dari pohon enau atau kelapa.
Satu batang nipah bisa menghasilkan 10-20 liter air nira.
Rudi berharap, LPHD Pasar Rawa nantinya dapat mengembangkan produk turunan lainnya dari pohon nipah, seperti es buah nipah, manisan, hingga keripik.
Segudang manfaat pohon nipah lainnya juga potensial sebagai sumber ekonomi baru, mulai dari minyak nipah, tepung nipah, garam nipah, kertas rokok dari daun nipah, atap dari daun nipah, hingga lidi nipah.
Satu pohon nipah yang ada di Desa Pasar Rawa, ternyata bisa sampai tujuh hingga 10 manfaat secara ekonomi bagi masyarakat.
Sebelumnya, mereka tidak tahu bahwa dari sebatang pohon nipah bisa menjadi tambahan pemasukan bagi ibu-ibu di desa itu.
Sama seperti KUPS Maju Bersama Kuliner, LPHD Pasar Rawa berharap nantinya bisa membangun rumah produksi sendiri. Dengan begitu, masyarakat setempat semakin yakin dan percaya bahwa pohon nipah memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan di Desa Pasar Rawa.
Lapangan kerja bagi masyarakat pun dapat terbuka semakin lebar.
Mangrove memang bukan sekadar pohon biasa. Lebih dari itu, keberadaan ekosistem mangrove yang dikelola secara berkelanjutan turut memberi kesejahteraan pada masyarakat pesisir.
Masyarakat Desa Pasar Rawa tidak sebatas mendedikasikan hidupnya sebagai penjaga dan pelestari hutan mangrove.
Mereka terus saling memberdayakan satu sama lain.
Gerakan demi gerakan kecil yang dilakukan oleh tiga kelompok masyarakat Desa Pasar Rawa menjadi representasi bagaimana gotong royong dan kemauan yang kuat untuk berinovasi, perlahan-lahan membawa perubahan bagi kehidupan desa dalam jangka panjang.
Oleh Rizka Khaerunnisa