Cerita dari Pesisir Langkat, Tentang Mereka yang Menjaga MMangrove

Masyarakat memancing ikan di sekitar hutan mangrove di Desa Pasar Rawa, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Selasa (3/12/2024). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)--

Banyaknya ikan ketang atau ikan baronang, yang awalnya tidak sengaja terbawa jaring nelayan, mendorong ibu-ibu di desa itu turut memanfaatkannya, dengan diolah menjadi keripik.

“Kalau ikan ini sudah dijaring, dilepas lagi, ikan ini akan mati. Jadi kan sayang. Kami coba jual untuk dijadikan ikan asin, orang pun tidak minat. Jadi, kami coba membuat keripik ikan. Tidak langsung jadi seperti ini (dengan rasa yang enak dan kemasan bagus). Berbagai percobaan kami lakukan terlebih dahulu,” cerita Sabaria, anggota KUPS Maju Bersama Kuliner.

Setelah mengikuti inkubator bisnis di Medan, produk keripik ikan baronang dibungkus dalam kemasan yang lebih menarik.

Mereka pun mulai berani untuk memasarkan produknya di beberapa toko oleh-oleh di Kabupaten Langkat.

Saat ini, keripik ikan baronang baru mendapatkan izin halal, Nomor Induk Berusaha (NIB), dan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).

Setelah mempunyai rumah produksi, KUPS itu berharap nantinya mereka bisa mendapatkan izin BPOM serta Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) Bidang Pengolahan Ikan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Kelompok ibu-ibu ini berharap, keripik ikan baronang menjadi salah satu ciri khas oleh-oleh khas Langkat yang akan dikenal oleh masyarakat luas.

Bahkan, keripik produksi rumahan ini telah dilirik oleh pasar Malaysia.

Dari sisi pendapatan, yang menarik, sebagian hasil penjualan keripik ikan baronang masuk sebagai kas bersama yang dapat digunakan untuk kepentingan patroli hutan mangrove.

Usaha rumahan ini juga telah memberdayakan ibu-ibu yang semula hanya mengurus rumah tangga dan tidak memiliki pekerjaan.

Ibu-ibu itu berujar bahwa di kampung, pekerjaan tidak ada untuk kaum perempuan, apalagi dengan tingkat pendidikan yang hanya lulus sekolah menengah pertama (SMP).

Dengan usaha kripik ikan baronang, mereka, kini memiliki penghasilan, yang dikerjakan di rumah.

Tidak hanya ikan baronang, ekosistem mangrove memunculkan potensi ekonomi baru melalui pemanfaatan pohon nipah.

Rudi menyebut keberadaan nipah, yang luasnya ratusan hektare dan banyak tumbuh di lingkungan hutan mangrove, menjadi harta karun terpendam bagi warga Desa Pasar Rawa.

Sejauh ini, LPHD Pasar Rawa berhasil memproduksi gula nipah yang masih dijual untuk konsumsi masyarakat sekitar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan