Gangguan Kesehatan Mental Bisa Picu Remaja Lakukan Tindakan Ekstrem

Ilustrasi anak liburan bersama orang tua.-Foto: Istimewa-

“Ayah bisa menekankan pentingnya rasa hormat terhadap orang lain, kontrol diri, serta pentingnya pengelolaan kekuatan dan emosi,” katanya.

Sosok ayah juga dapat hadir sebagai figur yang lebih menekankan pentingnya struktur, disiplin, dan konsekuensi.

Ketika anak remaja terlibat dalam perilaku ekstrem atau destruktif, ayah bisa lebih berfokus pada memberikan batasan yang jelas dan tegas terhadap perilaku, serta mengajarkan pentingnya konsekuensi dari tindakan tersebut.

Di sisi lain, ayah juga berperan dalam membentuk sisi maskulin dalam diri anak.

Remaja laki-laki kerap terlibat dalam kekerasan atau tindakan ekstrem berhubungan dengan konsep identitas maskulin yang salah, seperti kekuatan fisik yang dominan atau dominasi atas orang lain.

Dalam hal ini sosok ayah dapat berperan dalam mendekonstruksi konsep maskulinitas yang tidak sehat dan mengajarkan nilai-nilai kekuatan yang lebih positif, seperti keberanian untuk berbicara tentang perasaan atau menunjukkan kebaikan.

Dalam kesempatan itu, Kasandra juga menekankan pentingnya orang tua membangun rumah yang dapat dianggap anak sebagai tempat yang nyaman untuk bercerita.

Terkait dengan hal ini, orang tua dapat menerapkan pola asuh yang mengedepankan komunikasi terbuka dan empatik, memberikan dukungan secara emosional saat anak menghadapi masalah, memberikan perhatian dan menyediakan waktu yang berkualitas dan menghargai privasi dan kebebasan anak.

Cara lain yang dapat ditempuh yakni memberikan contoh yang baik serta menjadi menjadi model peran (role model) dalam pengasuhan yang konsisten. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan