Mobil Listrik Vs Mobil Konvensional : Apa yang Dicari Konsumen Indonesia ?
Pengunjung mengamati kendaraan elektrifikasi yang dipajang dalam Pameran otomotif Periklindo Electric Vehicles Show (PEVS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (1/5/2024)-Foto : Antara-
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen mobil listrik cenderung lebih fleksibel terhadap harga jual kembali dan lebih fokus pada pengalaman berkendara serta fitur teknologi yang ditawarkan oleh mobil tersebut.
Namun, survei juga menunjukkan bahwa keterjangkauan harga menjadi pertimbangan utama bagi konsumen mobil listrik di luar Pulau Jawa.
Sebanyak 70 persen konsumen di luar Jawa menginginkan mobil elektrifikasi dengan harga terjangkau.
Sedangkan 55 persen lainnya mempertimbangkan harga jual kembali yang tinggi, dan 60 persen menginginkan harga suku cadang yang lebih terjangkau.
“Di luar Jawa, preferensi konsumen untuk harga yang lebih terjangkau sangat kuat. Mereka berharap dapat memiliki kendaraan listrik yang tidak hanya canggih, tetapi juga memiliki biaya perawatan yang tidak memberatkan,” kata Iwan.
Tingginya permintaan untuk harga terjangkau di luar Jawa menunjukkan perbedaan daya beli dan preferensi konsumen di berbagai wilayah.
Selain kecanggihan teknologi dan kualitas produk, reputasi merek juga menjadi salah satu pertimbangan penting bagi konsumen mobil listrik.
Menurut survei, sebanyak 54,8 persen calon pembeli mobil listrik mempertimbangkan reputasi merek sebelum membuat keputusan pembelian.
Reputasi merek yang kuat sering kali diasosiasikan dengan kualitas produk dan dukungan purna jual yang baik, yang menjadi penting dalam pasar kendaraan elektrifikasi yang masih relatif baru.
“Reputasi merek menjadi penting karena konsumen mobil listrik menginginkan produk yang dapat mereka andalkan dalam jangka panjang. Selain itu, dukungan purna jual yang baik dan ketersediaan suku cadang juga menjadi perhatian, mengingat kendaraan listrik masih merupakan teknologi baru yang membutuhkan dukungan teknis yang lebih baik dibandingkan mobil konvensional,” ujar Iwan.
Meskipun angka penjualan mobil listrik di Indonesia belum sebanyak mobil konvensional, hasil survei menunjukkan bahwa minat terhadap mobil elektrifikasi terus meningkat.
Bahkan, banyak pengguna mobil ICE saat ini yang sudah mempertimbangkan untuk beralih ke mobil listrik, baik sebagai kendaraan tambahan maupun sebagai pengganti utama.
Hal ini mencerminkan perubahan persepsi masyarakat terhadap mobil listrik, di mana kendaraan ini tidak lagi dianggap sebagai produk mahal atau eksklusif.
Melainkan sebagai solusi mobilitas masa depan yang lebih ramah lingkungan.
"Minat konsumen terhadap mobil listrik semakin meningkat, bahkan mereka yang saat ini memiliki mobil berbahan bakar fosil juga mulai mempertimbangkan untuk beralih. Meskipun mobil listrik mungkin masih dianggap sebagai kendaraan premium, semakin banyak orang yang mulai melihat manfaatnya, terutama dari segi teknologi dan kontribusi pada lingkungan," kata Iwan.