BPS Catat Harga Gabah dan Beras Turun Tipis pada Oktober 2024
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam acara "Jumpa Pers Indeks Harga Konsumen Oktober 2024" di Jakarta, Jumat (1-11-2024)-FOTO : ANTARA-
BACA JUGA:Keunggulan dan Syarat Pengajuan KPR BRI, Bunga Kompetitif hingga Platform Berbagai Jenis Property
Dalam kondisi harga gabah yang fluktuatif, para petani tetap dihadapkan pada tantangan mempertahankan kualitas produksi dan menjaga stabilitas pasokan ke pasar.
Tidak hanya harga gabah, BPS juga mencatat bahwa harga beras di berbagai tingkatan pasar menunjukkan tren penurunan pada Oktober 2024.
Harga rata-rata beras di penggilingan pada bulan Oktober mencapai Rp12.724 per kilogram, mengalami penurunan sebesar 0,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
BACA JUGA:GoPay Luncurkan Fitur 'Split Bill' : Pembayaran Tanpa Repot Berkat Teknologi OCR Google !
Pada tingkat grosir, harga beras berada di kisaran Rp13.563 per kilogram, sementara di tingkat eceran, harga beras mencapai Rp14.643 per kilogram.
Menurut Amalia, penurunan harga beras ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk stabilitas pasokan yang diperoleh dari hasil panen dan distribusi yang lebih baik ke pasar.
Meskipun mengalami penurunan secara bulanan, harga beras di tingkat eceran masih mencatatkan inflasi tahunan sebesar 3,83 persen, yang menunjukkan bahwa kenaikan harga beras masih menjadi tren jangka panjang.
Penurunan harga beras juga bervariasi berdasarkan kualitas.
BPS melaporkan bahwa beras kualitas premium di penggilingan pada Oktober 2024 tercatat seharga Rp12.996,00 per kilogram, turun 0,11 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, harga beras kualitas medium di penggilingan mencapai Rp12.555,00 per kilogram atau turun sebesar 0,42 persen, dan beras kualitas sub-medium mencapai Rp12.365,00 per kilogram atau turun sebesar 0,82 persen.
Namun, tidak semua kualitas beras mengalami penurunan harga.
Rata-rata harga beras pecah di penggilingan justru mengalami kenaikan sebesar 3,24 persen, mencapai Rp12.763,00 per kilogram.
Peningkatan harga beras pecah ini mungkin disebabkan oleh permintaan yang meningkat atau perbedaan stok yang tersedia di pasar.