Harga Pangan 28 Oktober 2024 : Cabai Rawit Turun, Beras dan Kedelai Naik !
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat fluktuasi harga sejumlah komoditas pangan di Indonesia pada Senin pagi, 28 Oktober 2024-Foto: Dokumen Palpos-
Maupun tepung terigu noncurah yang turun sebesar 1,07 persen atau Rp140 menjadi Rp12.930 per kg.
Perubahan ini memberi sinyal bahwa bahan pokok berbasis tepung masih cukup stabil dan diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
6. Harga Komoditas Lain: Jagung, Garam, dan Ikan
Harga jagung, yang penting bagi peternak sebagai pakan ternak, mengalami kenaikan sebesar 1,85 persen atau Rp110, menjadikan harganya Rp6.050 per kg.
Di sisi lain, garam halus beryodium mengalami penurunan harga sebesar 1,30 persen atau Rp150, menjadi Rp11.400 per kg.
Sementara itu, di sektor perikanan, harga ikan kembung tercatat naik sebesar 2,16 persen atau Rp810 menjadi Rp38.230 per kg.
Sementara ikan tongkol turun 0,99 persen atau Rp310 menjadi Rp30.900 per kg.
Ikan bandeng juga mengalami penurunan harga sebesar 1,22 persen atau Rp400 menjadi Rp32.500 per kg.
Perubahan harga di sektor perikanan menunjukkan adanya dinamika pasokan yang bisa dipengaruhi oleh musim tangkapan ikan serta cuaca.
7. Faktor Penyebab Fluktuasi Harga Pangan
Fluktuasi harga pangan di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya musim panen, kondisi cuaca, kebijakan impor, dan distribusi pasokan.
Musim panen cabai, bawang, dan beras yang bertepatan dengan musim hujan dapat memengaruhi hasil panen dan menyebabkan harga naik atau turun tergantung pada ketersediaan di pasar.
Kebijakan impor yang diterapkan pemerintah juga berpengaruh pada harga bahan pangan seperti kedelai dan bawang putih.
Di tengah fluktuasi harga ini, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional terus memantau dan mengontrol harga bahan pangan agar tetap stabil.
Program-program stabilisasi harga pangan seperti SPHP yang dijalankan oleh Bulog bertujuan untuk memastikan harga komoditas pangan terjangkau oleh masyarakat.