Update! Kurs Rupiah 22 Oktober 2024 : Melemah 59 Poin Menjadi Rp15.563 per Dolar AS
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang diperdagangkan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi, 22 Oktober 2024, mengalami penurunan sebesar 59 poin-Foto : Dokumen Palpos-
Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter nasional telah berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan berbagai intervensi di pasar keuangan, namun dinamika global yang penuh ketidakpastian membuat upaya tersebut masih menghadapi tantangan besar.
Dalam situasi ini, pemerintah dan Bank Indonesia terus berupaya melakukan langkah-langkah untuk menahan pelemahan rupiah.
Salah satunya adalah dengan menjaga stabilitas makroekonomi melalui kebijakan moneter yang ketat dan menjaga likuiditas di pasar.
Bank Indonesia, misalnya, telah memperkuat intervensi di pasar valas dan obligasi untuk menjaga stabilitas rupiah.
Pemerintah juga terus mendorong ekspor untuk meningkatkan devisa negara yang diharapkan bisa menyeimbangkan tekanan terhadap rupiah.
Selain itu, pemerintah tengah berfokus pada upaya diversifikasi sumber devisa melalui promosi pariwisata dan investasi langsung.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyebutkan bahwa di tengah ketidakpastian global, Bank Indonesia telah bertindak cukup efektif untuk menjaga volatilitas rupiah.
Namun, ia juga menekankan bahwa langkah-langkah lebih lanjut perlu diambil agar dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi dan daya beli masyarakat bisa diminimalisir.
"Kami memperkirakan bahwa langkah-langkah antisipatif dari Bank Indonesia akan semakin intensif di kuartal keempat tahun ini, terutama jika kondisi global terus memberikan tekanan terhadap pasar mata uang kita," ungkap Andry.
Para analis ekonomi memprediksi bahwa pelemahan rupiah ini bisa berlanjut dalam jangka pendek, tergantung pada perkembangan kebijakan The Fed dan situasi geopolitik global.
Jika suku bunga di AS masih terus tinggi dan ketegangan global tidak mereda, tekanan terhadap rupiah kemungkinan akan tetap ada.
Namun, beberapa ekonom juga optimis bahwa kondisi dapat membaik jika ketegangan geopolitik mereda dan ada perubahan dalam kebijakan moneter global.
Selain itu, jika Indonesia mampu mempercepat pemulihan ekonominya dan meningkatkan cadangan devisa, nilai tukar rupiah bisa kembali menguat.
"Prospek pemulihan ekonomi Indonesia sebenarnya cukup baik, mengingat tren positif di sektor perdagangan dan investasi. Jika pemerintah dan Bank Indonesia bisa menjaga stabilitas makroekonomi dan terus mendorong pertumbuhan ekspor, rupiah bisa stabil kembali pada paruh kedua tahun depan," kata seorang ekonom dari Lembaga Penelitian Ekonomi Nasional.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa, 22 Oktober 2024, menjadi salah satu refleksi dari tantangan ekonomi global yang saat ini dihadapi Indonesia.