Asal Usul Nama Pemulutan di Ogan Ilir : Kisah Mistis Pawang Buaya dan Jejak Sejarah di Tepi Sungai Ogan !

Asal usul nama Pemulutan di Kabupaten Ogan Ilir dan cerita mistis pawang buaya-Foto : Dokumen Palpos-

Meski begitu, dia masih bisa mengusir buaya ketika ada masalah.

Generasi Ketujuh: Abdullah Hamid

Saat ini, generasi ketujuh diwakili oleh Abdullah Hamid, yang dikenal dengan gelar Pendekar Jurung Jurung Mata Intan.

Dalam generasi ini, buaya tidak lagi merespons panggilan, bahkan tak bisa diusir lagi.

Hal ini menunjukkan bahwa peran pawang buaya dalam menjaga keseimbangan alam di Pemulutan Ilir semakin berkurang.

Meskipun kemampuan untuk memanggil buaya telah memudar, pawang buaya masih dihormati dan dicari oleh masyarakat yang mengalami masalah terkait buaya.

Abdullah Hamid, sebagai generasi ketujuh, terus memberikan bantuan kepada orang-orang di berbagai daerah, termasuk Desa Tanjung Jumbung, Muara Tembesi, dan Serolangun di Jambi, hingga kawasan Selapan dan Gasing Banyuasin.

Keberadaan pawang buaya di luar Pemulutan menunjukkan bahwa meskipun tradisi ini mulai memudar, warisan budaya dan hubungan yang terjalin antara manusia dan buaya tetap dihormati.

Pawang buaya menjadi simbol dari kearifan lokal yang mengajarkan kita pentingnya menjaga harmoni dengan alam, meskipun tantangan zaman terus berubah.

Pawang buaya bukan hanya sekadar sosok dalam legenda, tetapi juga menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya Desa Pemulutan Ilir.

Dengan keahlian yang diwariskan dari generasi ke generasi, mereka berperan sebagai jembatan antara manusia dan alam, menjaga keseimbangan dan harmonisasi.

Meskipun kemampuan mereka mulai memudar, warisan dan nilai-nilai yang mereka ajarkan akan terus hidup dalam ingatan masyarakat Pemulutan.

Mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan