Asal Usul Nama Pemulutan di Ogan Ilir : Kisah Mistis Pawang Buaya dan Jejak Sejarah di Tepi Sungai Ogan !
Asal usul nama Pemulutan di Kabupaten Ogan Ilir dan cerita mistis pawang buaya-Foto : Dokumen Palpos-
Pemimpin desa yang ada saat ini berfokus pada pengembangan potensi lokal, pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Desa Pemulutan Ilir adalah contoh nyata dari sebuah komunitas yang kaya akan sejarah, budaya, dan tradisi.
Dari asal usul namanya hingga perkembangan kepemimpinan yang berkelanjutan, desa ini mencerminkan semangat perjuangan dan kebersamaan masyarakatnya.
Di balik sejarah dan budaya Desa Pemulutan Ilir, terdapat elemen yang menarik perhatian dan sekaligus menambah kekayaan warisan lokal: peran pawang buaya.
Individu ini dikenal memiliki hubungan istimewa dengan buaya, yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dan mengendalikan perilaku reptil besar tersebut.
Keberadaan pawang buaya bukan hanya sekadar mitos; mereka adalah simbol harmonisasi antara manusia dan makhluk air yang sering kali dianggap menakutkan.
Nama Pemulutan sendiri memiliki akar yang dalam dalam sejarah mistis yang melibatkan seorang muyang, atau dukun, yang dikenal dengan sebutan Malik.
Cerita menyebutkan bahwa Malik berhasil menangkap buaya menggunakan getah dari pohon pulai.
Melalui kesepakatan yang dijalin, buaya-buaya yang ditangkap bersedia datang ketika dipanggil oleh Malik, membantu beliau dan keturunannya dalam menangani masalah terkait buaya.
Kesepakatan ini tidak hanya menciptakan rasa saling menghormati, tetapi juga menandakan hubungan yang erat antara manusia dan buaya, yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Di Pemulutan, sejarah pawang buaya terbagi menjadi beberapa generasi, masing-masing dengan kemampuan dan pengalaman unik dalam berinteraksi dengan buaya.
Berikut adalah penelusuran tentang generasi pawang buaya yang terkenal di desa ini:
Generasi Pertama: Muyang Malik
Kisah dimulai dengan Muyang Malik, yang dikenal memiliki kemampuan luar biasa untuk memanggil buaya.
Dalam setiap panggilan, buaya akan datang dengan cepat, bahkan ditemani oleh penunggangnya. Malik menjadi perantara antara masyarakat dan buaya, menjaga hubungan yang harmonis.