Cara Cerdas Berinvestasi : Direktur BNI Bagikan Strategi Sesuai Profil Risiko !

Reporter: Maryati |

Editor: Dahlia |

Sabtu , 12 Oct 2024 - 14:04

Direktur Retail Banking PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Corina Leyla Karnalies menjadi salah satu pembicara dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta-Foto : Antara-

Sementara itu, emas dikenal sebagai aset yang relatif aman, terutama saat kondisi ekonomi tidak stabil.

Untuk investasi jangka panjang di atas lima tahun, Corina merekomendasikan investasi dalam saham, properti, tanah, dan obligasi.

“Instrumen-instrumen ini memberikan potensi pertumbuhan nilai yang signifikan dalam jangka panjang,” jelas Corina.

Selain memberikan panduan berdasarkan jangka waktu, Corina juga membagikan tips mengenai alokasi dana investasi berdasarkan profil risiko investor.

Ada tiga tipe utama profil risiko yang biasa dijumpai: konservatif, moderat, dan agresif. Setiap tipe memiliki karakteristik dan preferensi yang berbeda dalam mengambil risiko.

1. Investor Konservatif

Investor dengan profil konservatif cenderung menghindari risiko dan lebih memilih instrumen yang aman. Corina menyarankan alokasi berikut untuk investor konservatif:

10 persen pada asuransi murni

30 persen pada kas atau deposito

30 persen pada reksa dana pasar uang

30 persen pada reksa dana pendapatan tetap

Alokasi ini cocok untuk investasi jangka pendek (kurang dari tiga tahun), di mana investor lebih mengutamakan keamanan modal daripada imbal hasil yang tinggi.

2. Investor Moderat

Investor dengan profil moderat cenderung lebih terbuka terhadap risiko, tetapi tetap berhati-hati.

Mereka ingin mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi daripada instrumen konservatif, tetapi tetap dengan risiko yang terukur.

cara cerdas berinvestasi : direktur bni bagikan strategi sesuai profil risiko !                            koranpalpos.com - investasi merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan finansial, namun tidak semua orang memiliki pemahaman yang sama mengenai strategi yang tepat.
setiap individu memiliki profil risiko yang berbeda, dan penting untuk menyesuaikan investasi dengan profil tersebut.
dalam upaya memberikan panduan yang lebih jelas kepada para investor, direktur retail banking pt bank negara indonesia persero tbk (bni), corina leyla karnalies, membagikan tips mengenai bagaimana memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko masing-masing individu.
baca juga:bank bjb dorong penggunaan layanan perbankan digital melalui flex-con
baca juga:pertamina patra niaga dan bank mandiri luncurkan mandiri mypertamina card : tawarkan beragam keuntungan !
profil risiko adalah kunci utama yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menanamkan dana dalam suatu instrumen investasi.
menurut corina, memahami profil risiko membantu investor untuk menentukan keseimbangan yang tepat antara toleransi terhadap risiko dan imbal hasil yang diharapkan.
dengan kata lain, profil risiko dapat menjadi panduan dalam memilih jenis investasi yang paling sesuai dengan tingkat kenyamanan dan ekspektasi keuangan.
baca juga:bank indonesia diprediksi pertahankan bi-rate di level 6,25 persen
baca juga:bsi luncurkan layanan weekend banking di 504 kantor cabang selama september 2024
“profil risiko menjadi panduan dasar untuk menentukan keseimbangan antara toleransi risiko dan imbal hasil yang diharapkan,” ujar corina dalam keterangannya di jakarta, sabtu (12/10).
sebelum mulai berinvestasi, hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami kondisi keuangan pribadi, terutama cash flow atau aliran kas.
investor harus menghitung besarnya pemasukan dan pengeluaran rutin sehingga dapat menentukan berapa banyak dana yang bisa dialokasikan untuk investasi tanpa mengganggu kebutuhan sehari-hari.
baca juga:bank mandiri perkirakan inflasi domestik akhir 2024 capai 2,78 persen 
baca juga:bni rencanakan penambahan fitur baru untuk wondr by bni : inovasi terbaru dalam digital banking !
“mengevaluasi arus kas adalah langkah awal yang penting, karena ini membantu kita mengetahui berapa besar dana yang bisa disisihkan untuk berinvestasi. alokasi dana yang tepat harus mempertimbangkan kebutuhan primer dan sekunder, sehingga investasi tidak menjadi beban,” jelas corina.
selain memahami aliran kas, pengetahuan mengenai berbagai instrumen investasi juga merupakan faktor penting yang harus dimiliki setiap investor.
corina menyarankan agar sebelum memutuskan untuk berinvestasi, investor sebaiknya memahami karakteristik dan risiko dari setiap jenis produk investasi yang ada di pasar.
baca juga: bank mandiri fokus pada pengembangan umkm melalui penyaluran kur dan digitalisasi transaksi
baca juga:bank mega dan visa luncurkan fitur pembayaran tap to pay di ponsel : kiamat kartu atm kian dekat !
dengan begitu, keputusan yang diambil lebih tepat dan sesuai dengan tujuan finansial.
“pengetahuan yang mendalam tentang berbagai jenis instrumen investasi sangat krusial. investor harus tahu apa yang mereka masuki, baik itu dalam bentuk tabungan, saham, reksa dana, atau bahkan properti,” tambah corina.
corina juga memberikan panduan untuk memilih produk investasi sesuai dengan jangka waktu dan tujuan finansial.
untuk kebutuhan jangka pendek (kurang dari satu tahun), ia merekomendasikan produk yang memiliki risiko rendah seperti tabungan, deposito, forex trading, dan reksa dana pasar uang.
produk-produk ini memberikan keamanan yang lebih tinggi meskipun imbal hasilnya cenderung lebih rendah dibandingkan dengan instrumen yang lebih berisiko.
untuk tujuan investasi jangka menengah (satu hingga tiga tahun), corina menyarankan instrumen seperti obligasi ritel negara, reksa dana campuran, dan reksa dana pendapatan tetap.
instrumen-instrumen ini cocok bagi mereka yang ingin mengamankan dana dalam jangka waktu yang tidak terlalu panjang, tetapi tetap ingin mendapatkan imbal hasil yang lebih baik daripada tabungan biasa.
sedangkan bagi mereka yang memiliki horizon investasi tiga hingga lima tahun, reksa dana saham dan emas bisa menjadi pilihan yang menguntungkan.
reksa dana saham menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi, meskipun risikonya juga lebih besar.
sementara itu, emas dikenal sebagai aset yang relatif aman, terutama saat kondisi ekonomi tidak stabil.
untuk investasi jangka panjang di atas lima tahun, corina merekomendasikan investasi dalam saham, properti, tanah, dan obligasi.
“instrumen-instrumen ini memberikan potensi pertumbuhan nilai yang signifikan dalam jangka panjang,” jelas corina.
selain memberikan panduan berdasarkan jangka waktu, corina juga membagikan tips mengenai alokasi dana investasi berdasarkan profil risiko investor.
ada tiga tipe utama profil risiko yang biasa dijumpai: konservatif, moderat, dan agresif. setiap tipe memiliki karakteristik dan preferensi yang berbeda dalam mengambil risiko.
1. investor konservatif
investor dengan profil konservatif cenderung menghindari risiko dan lebih memilih instrumen yang aman. corina menyarankan alokasi berikut untuk investor konservatif:
10 persen pada asuransi murni
30 persen pada kas atau deposito
30 persen pada reksa dana pasar uang
30 persen pada reksa dana pendapatan tetap
alokasi ini cocok untuk investasi jangka pendek (kurang dari tiga tahun), di mana investor lebih mengutamakan keamanan modal daripada imbal hasil yang tinggi.
2. investor moderat
investor dengan profil moderat cenderung lebih terbuka terhadap risiko, tetapi tetap berhati-hati.
mereka ingin mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi daripada instrumen konservatif, tetapi tetap dengan risiko yang terukur.
alokasi dana yang disarankan untuk investor moderat adalah:
10 persen pada asuransi murni
20 persen pada kas atau deposito
20 persen pada reksa dana pasar uang
20 persen pada reksa dana pendapatan tetap
20 persen pada saham
alokasi ini dirancang untuk jangka waktu menengah (tiga hingga lima tahun), di mana investor menginginkan keseimbangan antara pertumbuhan modal dan keamanan.
3. investor agresif
investor dengan profil agresif biasanya siap mengambil risiko yang lebih tinggi untuk mengejar potensi imbal hasil yang besar.
mereka umumnya memiliki horizon investasi yang panjang dan siap menanggung fluktuasi pasar.
untuk investor agresif, corina merekomendasikan alokasi berikut:
10 persen pada asuransi murni
10 persen pada kas atau deposito
20 persen pada reksa dana pendapatan tetap
60 persen pada reksa dana saham atau saham langsung
alokasi ini cocok untuk investasi jangka panjang (di atas lima tahun), di mana pertumbuhan modal menjadi prioritas utama, meskipun risikonya lebih besar.
corina mengingatkan bahwa setiap jenis investasi memiliki risiko, baik itu risiko rendah seperti tabungan dan deposito, maupun risiko tinggi seperti saham dan forex trading.
oleh karena itu, sangat penting bagi setiap investor untuk memahami profil risiko mereka sendiri sebelum memilih instrumen investasi.
"setiap orang memiliki toleransi risiko yang berbeda. ada yang siap menghadapi fluktuasi pasar, namun ada juga yang lebih nyaman dengan stabilitas meskipun imbal hasilnya tidak terlalu tinggi," ujar corina.
dengan memahami profil risiko, investor dapat menyusun strategi investasi yang lebih tepat dan sesuai dengan tujuan keuangan jangka pendek maupun panjang.
baik itu investasi untuk kebutuhan sehari-hari, persiapan pensiun, atau untuk masa depan anak-anak, langkah pertama adalah memahami risiko dan memilih instrumen yang sesuai.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Palembang Pos 12 Oktober 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan