Update ! Harga Emas Antam 5 Oktober 2024 : Melonjak Rp11.000 Jadi Rp1,482 Juta per Gram

Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengalami kenaikan signifikan pada Sabtu, 5 Oktober 2024-Foto: Dokumen Palpos-

Kenaikan inflasi mengurangi daya beli uang kertas, sehingga masyarakat cenderung mencari aset yang dapat mempertahankan nilai, salah satunya adalah emas.

2. Pergerakan Nilai Tukar Dolar AS

Harga emas global biasanya diperdagangkan dalam mata uang dolar AS.

Oleh karena itu, ketika nilai dolar melemah terhadap mata uang lain, harga emas cenderung naik. Sebaliknya, ketika dolar menguat, harga emas bisa turun.

Hal ini karena emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang selain dolar, sehingga meningkatkan permintaan global terhadap emas.

3. Kebijakan Moneter Bank Sentral

Kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral, khususnya Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve), juga memengaruhi harga emas.

Ketika suku bunga diturunkan, emas menjadi lebih menarik sebagai investasi, karena hasil investasi lain seperti obligasi dan deposito memberikan imbal hasil yang lebih rendah.

4. Ketegangan Geopolitik

Kondisi geopolitik seperti konflik antarnegara, krisis politik, dan ketidakstabilan sosial juga sering kali memicu lonjakan harga emas.

Ketika situasi politik global tidak stabil, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke aset yang lebih aman, seperti emas.

Bagi investor yang ingin berinvestasi dalam emas, Antam menyediakan berbagai pilihan pecahan emas mulai dari 0,5 gram hingga 1.000 gram. 

Emas batangan dapat dengan mudah diperjualbelikan, baik di toko resmi Antam maupun di pasar sekunder, dengan tingkat likuiditas yang tinggi.

Kenaikan harga emas Antam sebesar Rp11.000 pada Sabtu, 5 Oktober 2024, menjadi Rp1.482.000 per gram mencerminkan tren kenaikan harga emas yang terus berlanjut di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Harga buyback emas juga ikut naik, dengan harga Rp1.319.000 per gram. Fluktuasi harga emas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk inflasi, nilai tukar dolar AS, kebijakan moneter, dan kondisi geopolitik.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan