Update ! Kurs Rupiah 27 September 2024 : Menguat 72 Poin Menjadi Rp15.093 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Jumat pagi (27/9) mencatat peningkatan yang signifikan, dengan kenaikan sebesar 72 poin atau 0,47 persen menjadi Rp15.093 per dolar AS-FOTO : ANTARA-

BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 12 September 2024 : Tergelincir 23 Poin Menjadi Rp15.425 per Dolar AS

Data ini mencerminkan bahwa permintaan terhadap barang-barang tahan lama di AS tetap stabil, meskipun ada ketidakpastian ekonomi global.

Kekuatan dalam data ini mengindikasikan bahwa ekonomi AS masih mampu bertahan dari tekanan, yang kemudian mempengaruhi pergerakan mata uang global, termasuk rupiah.

Selain data ekonomi, kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed) turut menjadi perhatian para pelaku pasar.

BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 9 September 2024 : Melemah 97 Poin Menjadi Rp15.378 per Dolar AS

BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 6 September 2024 : Menguat 12 Poin Menjadi Rp15.389 per Dolar AS

Ketua The Fed, Jerome Powell, dan pejabat lainnya telah menyampaikan pandangan yang relatif ambigu mengenai arah kebijakan moneter AS ke depan.

Mereka menolak memberikan pernyataan pasti mengenai kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Meskipun demikian, sikap ini diinterpretasikan oleh pasar sebagai sinyal bahwa The Fed mungkin masih akan mempertahankan sikap moneter yang cenderung agresif.

Dalam situasi seperti ini, rupiah berpeluang untuk menguat lebih lanjut, terutama jika dolar AS melemah akibat ketidakpastian di pasar.

Leong menambahkan, pergerakan nilai tukar rupiah ke depan diperkirakan akan tetap dalam rentang Rp15.050 hingga Rp15.200 per dolar AS, dengan potensi penguatan lebih lanjut tergantung pada dinamika pasar global dan perkembangan kebijakan ekonomi AS.

Penguatan rupiah tentu memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Salah satu dampaknya adalah terhadap impor.

Ketika nilai tukar rupiah menguat, biaya impor barang menjadi lebih murah.

Ini terutama penting bagi sektor-sektor yang sangat bergantung pada bahan baku impor, seperti industri manufaktur dan teknologi.

Dengan biaya impor yang lebih rendah, perusahaan-perusahaan di sektor tersebut dapat menjaga margin keuntungan mereka dan menekan kenaikan harga produk di pasar domestik.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan