44 Kios Pedagang Pasar 16 Ilir Rusak dan Dijarah

Reporter: Romi |

Editor: Dahlia |

Minggu , 08 Sep 2024 - 21:05

Tangkapan layar video aksi penjarahan kios pasar 16 Ilir-Foto : Istimewa-

Eddy menduga bahwa aksi pengerusakan dan penjarahan ini dilakukan oleh oknum pengelola Gedung Pasar 16 Ilir, PT BCR, sebagai bentuk tekanan terhadap pedagang agar segera pindah ke lokasi sementara di bawah Jembatan Ampera.

Dugaan ini muncul setelah Kepala Pemasaran PT BCR melakukan sosialisasi sehari sebelumnya, mengimbau para pedagang agar pindah ke tempat penampungan sementara (TPS) dengan syarat membayar DP sebesar 20 persen dari harga kios baru.

"Para pedagang diimbau pindah ke TPS, tapi harus membayar DP 20 persen dari harga kios. Kami menduga pengerusakan ini dilakukan untuk memaksa pedagang yang belum membayar DP agar segera pindah," ujar Eddy.

Eddy mengaku sebelumnya telah memperingatkan pihak yang berkonflik agar tidak melakukan tindakan kekerasan atau pengerusakan.

Namun, insiden ini tetap terjadi, memperkuat dugaan adanya unsur tekanan dari pihak-pihak tertentu.

Menanggapi tuduhan tersebut, PT BCR sebagai pengelola Gedung Pasar 16 Ilir, melalui Kuasa Hukum Suharyono, dengan tegas membantah keterlibatan mereka dalam insiden pengerusakan dan penjarahan tersebut.

Suharyono menyatakan bahwa PT BCR tidak memiliki kepentingan apapun untuk melakukan tindakan perusakan atau pencurian barang dagangan milik pedagang.

“Mengobrak-abrik dan mencuri itu bukan tindakan kami. Kami tidak ada kepentingan untuk melakukan hal seperti itu. Kepentingan kami hanyalah meminta pedagang untuk pindah dari gedung ke tempat penampungan sementara (TPS) yang telah disediakan di bawah Jembatan Ampera,” jelas Suharyono.

Suharyono juga menambahkan bahwa PT BCR telah menyediakan TPS tanpa menggunakan ancaman atau paksaan. Menurutnya, tuduhan yang diarahkan kepada PT BCR kemungkinan besar merupakan upaya dari pihak lain yang ingin "mengkambinghitamkan" perusahaan mereka.

“Kami tidak pernah melakukan pengancaman, apalagi pengerusakan. Justru kami menduga ada pihak lain yang mencoba mengkambinghitamkan PT BCR dalam insiden ini,” tegas Suharyono.

Konflik antara pedagang Pasar 16 Ilir dan PT BCR bukanlah hal baru.

Sejak adanya rencana relokasi pedagang ke TPS di bawah Jembatan Ampera, banyak pedagang yang menolak pindah, terutama karena harus membayar DP untuk mendapatkan lapak baru.

Pedagang merasa dipaksa dan tidak diberi pilihan yang adil dalam proses ini, sementara PT BCR bersikeras bahwa langkah ini diperlukan untuk renovasi dan penataan pasar.

44 kios pedagang pasar 16 ilir  rusak dan dijarah                             palembang – insiden pengerusakan dan penjarahan terjadi di pasar 16 ilir palembang, melibatkan 44 kios pedagang yang dirusak dan barang dagangan dijarah.
tak hanya kios pedagang yang menjadi korban, fasilitas listrik dan wc umum di pasar tersebut juga dirusak oleh sekelompok orang tak dikenal.
menurut eddy siswanto, kuasa hukum pedagang dan pemilik kios yang tergabung dalam p3srs pasar 16 ilir, pengerusakan ini diduga dilakukan oleh sepuluh orang pada dini hari sekitar pukul 01.00 wib, berdasarkan rekaman cctv di lokasi.
“ada sekitar 44 kios yang dirusak, dan banyak barang dagangan hilang dijarah," ungkap eddy pada minggu, 8 september 2024.
baca juga:2 petani di oku tertangkap mencuri 84 bts milik pt sbi : begini pengakuannya !
baca juga:sungai rupit muratara telan korban jiwa : 1 ditemukan meninggal dunia !
selain kios-kios yang menjadi target, para pelaku juga menyasar fasilitas umum seperti kelistrikan dan wc.
“listrik diputus dan wc dirusak. sepertinya tujuannya agar para pedagang tidak bisa lagi berdagang di sana,” jelas eddy.
kios-kios yang dirusak tersebar di berbagai lokasi dalam gedung pasar, mulai dari basement hingga lantai tiga.
namun, eddy menambahkan bahwa tidak semua kios pedagang mengalami pengerusakan.
baca juga:polisi selidiki penyebab kebakaran yang menewaskan penghuni rumah di ogan ilir ! 
baca juga:kapolrestabes palembang : 4 pelaku pembunuhan siswi smp bebas dari penyalahgunaan narkoba !
beberapa pedagang masih bisa berjualan karena telah membayar uang muka (dp) kepada pengelola pasar, pt bcr, untuk mendapatkan lapak baru.
"ada sebagian pedagang yang masih berjualan karena sudah membayar dp kepada pt bcr untuk lapak baru. namun, ada yang tidak, dan lapak mereka yang dirusak," tambahnya.
eddy menduga bahwa aksi pengerusakan dan penjarahan ini dilakukan oleh oknum pengelola gedung pasar 16 ilir, pt bcr, sebagai bentuk tekanan terhadap pedagang agar segera pindah ke lokasi sementara di bawah jembatan ampera.
dugaan ini muncul setelah kepala pemasaran pt bcr melakukan sosialisasi sehari sebelumnya, mengimbau para pedagang agar pindah ke tempat penampungan sementara (tps) dengan syarat membayar dp sebesar 20 persen dari harga kios baru.
baca juga:waspada ! garuda indonesia grup tidak rekrutmen pegawai : gdps ungkap penipuan perekrutan pegawai 
baca juga:dede pengurus sumur minyak ilegal yang terbakar di tanjung dalam diamankan
"para pedagang diimbau pindah ke tps, tapi harus membayar dp 20 persen dari harga kios. kami menduga pengerusakan ini dilakukan untuk memaksa pedagang yang belum membayar dp agar segera pindah," ujar eddy.
eddy mengaku sebelumnya telah memperingatkan pihak yang berkonflik agar tidak melakukan tindakan kekerasan atau pengerusakan.
namun, insiden ini tetap terjadi, memperkuat dugaan adanya unsur tekanan dari pihak-pihak tertentu.
menanggapi tuduhan tersebut, pt bcr sebagai pengelola gedung pasar 16 ilir, melalui kuasa hukum suharyono, dengan tegas membantah keterlibatan mereka dalam insiden pengerusakan dan penjarahan tersebut.
suharyono menyatakan bahwa pt bcr tidak memiliki kepentingan apapun untuk melakukan tindakan perusakan atau pencurian barang dagangan milik pedagang.
“mengobrak-abrik dan mencuri itu bukan tindakan kami. kami tidak ada kepentingan untuk melakukan hal seperti itu. kepentingan kami hanyalah meminta pedagang untuk pindah dari gedung ke tempat penampungan sementara (tps) yang telah disediakan di bawah jembatan ampera,” jelas suharyono.
suharyono juga menambahkan bahwa pt bcr telah menyediakan tps tanpa menggunakan ancaman atau paksaan. menurutnya, tuduhan yang diarahkan kepada pt bcr kemungkinan besar merupakan upaya dari pihak lain yang ingin "mengkambinghitamkan" perusahaan mereka.
“kami tidak pernah melakukan pengancaman, apalagi pengerusakan. justru kami menduga ada pihak lain yang mencoba mengkambinghitamkan pt bcr dalam insiden ini,” tegas suharyono.
konflik antara pedagang pasar 16 ilir dan pt bcr bukanlah hal baru.
sejak adanya rencana relokasi pedagang ke tps di bawah jembatan ampera, banyak pedagang yang menolak pindah, terutama karena harus membayar dp untuk mendapatkan lapak baru.
pedagang merasa dipaksa dan tidak diberi pilihan yang adil dalam proses ini, sementara pt bcr bersikeras bahwa langkah ini diperlukan untuk renovasi dan penataan pasar.
keadaan semakin memanas dengan adanya insiden pengerusakan dan penjarahan, yang menambah ketegangan di antara kedua belah pihak.
meskipun pt bcr telah membantah keterlibatan mereka, pedagang tetap curiga bahwa insiden ini merupakan bagian dari upaya untuk memaksa mereka meninggalkan pasar.
para pedagang yang terdampak pengerusakan dan penjarahan kini menuntut keadilan.
mereka meminta pihak berwenang untuk menyelidiki kejadian ini dan mengungkap siapa pelaku sebenarnya di balik insiden ini.
selain itu, mereka juga berharap ada solusi yang adil terkait relokasi dan kompensasi atas kerugian yang mereka alami.
"kami berharap pemerintah turun tangan dan menindaklanjuti kasus ini. kami hanya ingin berdagang dengan tenang tanpa ancaman atau paksaan," kata salah satu pedagang yang kiosnya dirusak.
saat ini, situasi di pasar 16 ilir masih penuh ketidakpastian.
meskipun pt bcr telah memberikan tps bagi pedagang, masih ada perlawanan dari sejumlah pedagang yang enggan pindah karena merasa diperlakukan tidak adil.
eddy siswanto dan tim hukum p3srs terus berusaha mencari jalan keluar yang menguntungkan kedua belah pihak.
sebagai kuasa hukum pedagang, eddy berharap adanya mediasi yang lebih konstruktif antara pedagang dan pengelola pasar.
"kami ingin duduk bersama, membahas solusi yang bisa diterima semua pihak. jika terus berlarut-larut, konflik ini hanya akan merugikan semua orang, terutama para pedagang kecil yang mencari nafkah di sini," tutup eddy.
hingga saat ini, pihak kepolisian belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penyelidikan insiden pengerusakan ini.
namun, rekaman cctv yang telah diperoleh diharapkan dapat menjadi petunjuk untuk menangkap para pelaku dan menyelesaikan konflik ini dengan tuntas.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Palembang Pos 9 September 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan