Update ! Kurs Rupiah 28 Agustus 2024 : Turun 14 Poin Menjadi Rp15.509 per Dolar AS

Kurs rupiah melemah 35 poin atau sekitar 0,23 persen, dengan nilai tukar mencapai Rp15.459 per dolar AS, turun dari posisi sebelumnya sebesar Rp15.424 per dolar AS.-Foto : Dokumen Palpos-

Hal ini dapat mengurangi daya beli dan berdampak negatif pada konsumsi domestik, yang merupakan salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Inflasi yang dipicu oleh pelemahan rupiah juga bisa menggerus tabungan masyarakat. Ketika harga-harga naik, nilai uang yang disimpan di bank akan menurun dalam hal daya beli.

Ini bisa mendorong masyarakat untuk mengalihkan aset mereka ke bentuk-bentuk investasi yang lebih tahan terhadap inflasi, seperti emas atau properti, yang pada gilirannya bisa mengurangi likuiditas di pasar.

Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

BI seringkali melakukan intervensi di pasar valas untuk menjaga agar fluktuasi rupiah tidak terlalu tajam.

Intervensi ini bisa dilakukan dengan cara menjual cadangan devisa untuk membeli rupiah, atau sebaliknya, membeli dolar AS untuk menambah cadangan devisa ketika rupiah menguat terlalu tajam.

Selain itu, BI juga menerapkan kebijakan suku bunga sebagai instrumen untuk mengontrol inflasi dan menjaga stabilitas rupiah.

Ketika rupiah melemah, BI bisa menaikkan suku bunga acuan untuk menarik dana asing masuk ke dalam negeri, yang pada gilirannya bisa memperkuat rupiah.

Namun, kebijakan ini harus diterapkan dengan hati-hati karena suku bunga yang terlalu tinggi bisa menekan pertumbuhan ekonomi.

Dalam beberapa kasus, BI juga bekerja sama dengan pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan fiskal yang mendukung stabilitas rupiah.

Misalnya, dengan mengendalikan defisit anggaran dan menjaga disiplin fiskal, pemerintah bisa meningkatkan kepercayaan pasar terhadap rupiah.

Melihat ke depan, prospek nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan sangat bergantung pada perkembangan global dan domestik.

Jika The Fed terus melanjutkan kebijakan pengetatan moneternya, dolar AS kemungkinan akan tetap kuat, yang bisa menekan mata uang negara-negara berkembang termasuk rupiah.

Di sisi lain, jika pemerintah Indonesia mampu menjaga stabilitas politik dan melanjutkan reformasi ekonomi, rupiah bisa lebih tahan terhadap tekanan eksternal.

Upaya diversifikasi ekonomi, peningkatan daya saing industri dalam negeri, serta pengembangan sektor-sektor strategis seperti teknologi dan manufaktur, bisa membantu memperkuat fondasi ekonomi Indonesia dan mendukung stabilitas rupiah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan