UPDATE ! Kurs Rupiah Selasa 6 Agustus 2024 : Turun 16 Poin Menjadi Rp16.205 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin pagi tercatat mengalami penurunan, mencerminkan ketidakpastian di pasar mata uang menjelang rilis data tenaga kerja AS yang sangat dinanti-Foto : Dokumen Palpos-
BACA JUGA:UPDATE ! Kurs Rupiah Senin 29 Juli 2024 : Menguat 15 Poin Menjadi Rp 16.301 per Dolar AS
Presiden Federal Reserve San Francisco, Mary Daly, juga memberikan pandangannya mengenai kondisi ekonomi AS saat ini.
Dalam pernyataannya semalam, Daly menyampaikan bahwa terjadi pelambatan di pasar tenaga kerja AS dan inflasi mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Pernyataan ini semakin memperkuat ekspektasi pelaku pasar akan adanya pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada bulan September.
BACA JUGA:UPDATE ! Kurs Rupiah Jumat 26 Juli 2024 : Turun 38 Poin Menjadi Rp16.288 per Dolar AS !
BACA JUGA:UPDATE ! Kurs Rupiah Kamis 25 Juli 2024 : Tergelincir 36 Poin Menjadi Rp16.215 per Dolar AS
Pelaku pasar kini menaikkan ekspektasi pemangkasan suku bunga menjadi 50 basis poin dari sebelumnya hanya 25 basis poin.
Langkah ini diharapkan dapat membantu meredam perlambatan ekonomi dan memberikan dorongan bagi perekonomian AS.
Ariston memprediksi bahwa pada perdagangan hari ini, rupiah berpotensi menguat menuju level Rp16.100 per dolar AS dengan potensi resisten di Rp16.200 per dolar AS.
"Dengan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, rupiah berpeluang besar untuk menguat terhadap dolar AS," tambahnya.
Namun, pada awal perdagangan Selasa pagi, rupiah sempat turun 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.205 per dolar AS dari posisi sebelumnya yang berada di Rp16.189 per dolar AS.
Meskipun demikian, optimisme terhadap potensi penguatan rupiah tetap tinggi mengingat dinamika ekonomi global yang sedang berlangsung.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Rupiah
1. Data Tenaga Kerja AS
Data tenaga kerja yang lebih rendah dari ekspektasi menunjukkan bahwa ekonomi AS mungkin akan melambat, sehingga meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed.