Harus Berbenah Layanan, agar Penerbangan Haji yang Lebih Baik Lagi

Ilustrasi jamaah haji tiba di tanah air dengan penerbangan pesawat Garuda-Foto : ANTARA-

Paling parah adalah yang menimpa jamaah Kloter 3 Embarkasi Kualanamu (KNO 03) yang terlambat 12 jam 30 menit.

Insiden lainnya adalah penerbangan GA-1105 rute Makassar menuju Madinah, yang membawa sekitar 450 penumpang dan 18 awak pesawat, yang kemudian memutuskan untuk terbang kembali ke bandara keberangkatan atau return to base (RTB) setelah ditemukan adanya percikan api pada salah satu mesin.

Menanggapi kondisi itu, anggota Komisi VI DPR RI yang juga Tim Pengawas Haji 2024 Evita Nursanty mendesak Garuda untuk melaksanakan crash program untuk penerbangan haji 2025.

Hal ini didasari oleh kesalahan yang terulang setiap tahun. Evita menyarankan Garuda agar membuka kesempatan bagi maskapai lain untuk membantu penerbangan haji 2025 jika armada Garuda dirasa belum memadai.

Ia menilai masalah keterlambatan menjadi yang paling banyak dikomplain oleh jamaah.

Penerbangan haji tidak hanya terjadi pada Garuda, tetapi juga Saudia Airlines. Namun, tingkat keterlambatan Saudia Airlines jauh lebih rendah dengan hanya 11 persen.

Evita berharap Garuda dapat memanfaatkan sisa waktu hingga akhir bulan ini untuk memperbaiki kinerjanya pada fase kepulangan haji dan memastikan tidak ada lagi keterlambatan atau keluhan dari jemaah haji.

Sementara itu, anggota lainnya Komisi VI DPR Mohamad Hekal mempertanyakan akar penyebab banyak penerbangan haji yang terlambat.

Ia mempertanyakan apakah penundaan itu disebabkan oleh kendala teknis pada pesawat, kesalahan manajemen oleh Garuda Indonesia, atau inefisiensi dari pihak berwenang Arab Saudi.

Evaluasi menyeluruh terhadap berbagai faktor yang menyebabkan keterlambatan penerbangan haji, seperti kondisi armada, manajemen operasional, dan koordinasi dengan pihak bandara, perlu dilakukan untuk menemukan akar permasalahan sebenarnya.

Selain mempersiapkan perencanaan penerbangan yang matang, diperlukan pula solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan keterlambatan, seperti pengadaan armada yang lebih memadai sehingga jamaah dapat merasakan perjalanan yang lebih nyaman dan khusyuk selama beribadah haji. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan