Sulyaden menegaskan bahwa pemerintah dan aparat keamanan, termasuk TNI dan Polri, harus bersiap siaga menghadapi potensi karhutla yang meningkat.
Meskipun Sumatera Selatan sedang mengalami transisi dalam pemerintahan lanjutnya l, hal ini tidak boleh mengurangi kewaspadaan terhadap risiko kebakaran lahan yang dapat terjadi akibat musim kemarau yang panjang.
"Kebakaran hutan dan lahan tidak hanya merusak lingkungan hidup tetapi juga mengancam keamanan dan harta benda masyarakat. Kerugian material seperti pemukiman dan kebun yang terbakar serta risiko nyawa yang terancam harus diantisipasi dengan serius," ujar Sulyaden.
Dia menambahkan, pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa karhutla dapat ditanggulangi dengan efektif jika kesiapan dan koordinasi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, serta masyarakat terjaga dengan baik.
Di tengah tantangan ini, Sulyaden menyerukan agar langkah konkret segera diambil untuk meminimalisir risiko karhutla, termasuk peningkatan patroli dan pengawasan ketat terhadap potensi titik api, serta edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Sebelumnya, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman mengatakan, banyaknya daerah rawan Karhutla, pihaknya berencana meminta bantuan delapan unit helikopter ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Saat ini permintaan bantuan helikopter sedang berproses ke BNPB RI. BNPB masih mendata penempatan helikopter ini, karena karhutla bukan hanya terjadi di Sumsel akan tetapi juga terjadi di wilayah Sumatera lainnya," katanya.
Ia menjelaskan dari delapan helikopter itu, dua di antaranya dipergunakan untuk berpatroli mengelilingi wilayah Sumsel untuk pencegahan dini karhutla apabila meluas dan mengetahui titik-titik lahan yang terbakar.
"Sedangkan, enam unit helikopter lainnya digunakan untuk water bombing untuk antisipasi lahan yang terbakar," ucapnya.
Selain itu, BPBD Sumsel mencatat sebanyak 12 daerah rawan di Sumsel.
Namun, dari jumlah itu 3 di antaranya telah menetapkan status siaga darurat karhutla sebagai mitigasi terhadap bencana di Sumsel.
"Melihat kondisi saat puncak kemarau dan berdasarkan tingkat kerawanan di Sumsel, sebanyak 12 daerah yang akan menetapkan siaga darurat karhutla. Akan tetapi, ada tiga daerah di antaranya sudah menetapkan siaga, yakni Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI)," ujarnya.
Ia mengatakan Pemprov Sumsel juga telah menetapkan status siaga darurat karhutla. Penetapan itu karena sudah mencukupi syarat dua daerah untuk menaikkan status siaga.
Sedangkan, sembilan daerah lain yang rawan karhutla dan masih proses menaikkan status, yaitu Kabupaten Ogan Ilir, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur dan OKU Selatan, Musi Rawas (Mura), Musi Rawas Utara (Muratara) dan Lahat
"Maka, total yang menetapkan status siaga darurat di Sumsel sudah empat Pemda," kata Sudirman. ***