Disusul oleh Jawa Timur dengan 220.388 pencari kerja dan Jawa Tengah dengan 218.013 pencari kerja.
Data ini menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang signifikan antara jumlah lowongan kerja dan jumlah pencari kerja.
Jika dilihat dari angka-angka tersebut, terlihat bahwa jumlah pencari kerja jauh melebihi jumlah lowongan kerja yang tersedia.
Kesenjangan ini tidak hanya terjadi pada skala nasional, tetapi juga pada skala regional, dengan beberapa provinsi memiliki surplus pencari kerja yang besar sementara lainnya memiliki sedikit peluang kerja.
Beberapa tantangan yang dihadapi pasar kerja Indonesia antara lain:
1. Ketidakseimbangan Distribusi
Ketidakseimbangan distribusi lowongan kerja antar wilayah menyebabkan migrasi tenaga kerja dari daerah dengan sedikit peluang ke daerah dengan lebih banyak peluang.
Hal ini bisa menimbulkan berbagai masalah sosial dan ekonomi, seperti kepadatan penduduk di kota-kota besar dan tekanan pada infrastruktur perkotaan.
2. Kesenjangan Gender
Lebih banyaknya lowongan kerja untuk laki-laki dibandingkan dengan perempuan mencerminkan masih adanya kesenjangan gender di pasar kerja.
Upaya perlu dilakukan untuk memastikan perempuan memiliki akses yang sama terhadap peluang kerja.
3. Keterampilan yang Tidak Sesuai
Kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja dan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri seringkali menjadi penghalang utama dalam penyerapan tenaga kerja.
Program pelatihan dan pendidikan vokasional perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah ini.
4. Pengangguran Terselubung
Banyaknya jumlah pencari kerja yang tidak sesuai dengan jumlah lowongan kerja mencerminkan adanya pengangguran terselubung.