Selain itu, Dinas Kesehatan setempat juga mendirikan posko kesehatan untuk memberikan pelayanan medis kepada warga yang membutuhkan.
Penyakit-penyakit yang biasa muncul setelah banjir seperti diare, penyakit kulit, dan infeksi saluran pernapasan atas menjadi fokus utama penanganan.
Dalam menghadapi bencana ini, BPBD tidak bekerja sendirian.
Kerjasama dengan berbagai pihak seperti TNI, Polri, PMI, dan organisasi relawan lainnya sangat membantu dalam proses evakuasi dan penanganan darurat.
Relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan turut serta dalam membantu mendistribusikan bantuan dan melakukan evakuasi.
"Kerjasama yang baik antara BPBD, TNI, Polri, dan relawan sangat penting dalam situasi darurat seperti ini. Kami berterima kasih atas bantuan semua pihak yang terlibat," ujar Gunalfi.
Untuk jangka panjang, BPBD OKU merencanakan beberapa langkah mitigasi untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Salah satunya adalah dengan memperbaiki dan memperkuat tanggul-tanggul sungai yang ada serta memperbaiki sistem drainase di wilayah rawan banjir.
Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai juga akan digalakkan.
Bencana banjir yang melanda Kabupaten OKU menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dan respons cepat dalam menghadapi bencana alam.
Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, BPBD, dan masyarakat, dampak dari bencana ini dapat diminimalisir.
Namun, upaya pencegahan dan mitigasi jangka panjang tetap perlu dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang demi keselamatan bersama.
Dengan upaya bersama, diharapkan wilayah OKU dapat pulih kembali dan warga dapat kembali menjalani aktivitas mereka dengan normal.***