Proses ini tidak hanya memberikan rasa khas tetapi juga aroma harum dari daun pisang.
BACA JUGA:Mie Ayam : Kuliner Favorit yang Tak Pernah Padam
BACA JUGA:Ragam Lautan dalam Sebatang Gulai : Kelezatan Ikan Kakap Khas Nusantara
Bongkol ketan kemudian dikukus hingga matang sempurna, menghasilkan tekstur yang kenyal dan lembut.
Salah satu keistimewaan bongkol ketan adalah perpaduan rasa gurih dari santan dan manis alami dari beras ketan.
Teksturnya yang kenyal membuat makanan ini unik dan berbeda dari jenis jajanan lainnya.
Selain itu, daun pisang yang digunakan sebagai pembungkus juga memberikan aroma dan rasa yang khas, menambah kenikmatan saat menyantapnya.
Meskipun bongkol ketan memiliki rasa dan nilai sejarah yang tinggi, keberadaannya semakin terpinggirkan di era modern.
Masyarakat modern cenderung memilih makanan yang praktis dan cepat saji.
Bongkol ketan, dengan proses pembuatannya yang memakan waktu, kurang diminati oleh generasi muda yang lebih suka makanan instan.
Banyaknya pilihan makanan modern dan internasional membuat makanan tradisional seperti bongkol ketan kurang mendapat tempat di hati konsumen.
Restoran cepat saji dan kafe dengan menu kekinian lebih mudah ditemukan dibandingkan penjual bongkol ketan.
Pembuatan bongkol ketan membutuhkan keterampilan khusus yang biasanya diwariskan dari generasi ke generasi.
Sayangnya, banyak anak muda yang tidak tertarik untuk mempelajari dan meneruskan tradisi ini, sehingga jumlah pembuat bongkol ketan semakin berkurang.
Peningkatan biaya bahan baku seperti beras ketan dan santan juga menjadi tantangan tersendiri.
Penjual bongkol ketan harus menyesuaikan harga jual yang seringkali tidak sebanding dengan biaya produksi, membuat mereka enggan untuk terus memproduksi makanan ini.