Bumbu-bumbu tersebut disebar ke puluhan perusahaan katering yang ditunjuk pemerintah.
"Katering yang ditunjuk adalah perusahaan yang memiliki sertifikat terbaik dalam penyediaan konsumsi," ujar Kepala Daerah Kerja Madinah, Ali Machzumi.
Pada Senin (20/5) hingga Selasa (21/5) dini hari Waktu Arab Saudi, Tim Media Center Haji (MCH) berkesempatan untuk melihat langsung proses produksi makanan dari bahan baku hingga makanan siap disajikan kepada jamaah haji.
BACA JUGA:Calon Haji dengan Diabetes Perlu Atur Pola Makan : Ini Makanan yang Dianjurkan !
BACA JUGA:Turunkan 3 Tim Layani Calon Haji Sumsel-Babel
Peninjauan pertama dilakukan di penyedia katering Bahar Har, yang disambut oleh Kepala Eksekutif Chef asal Indonesia, Sapiyatin.
Guna menjaga kondisi steril, setiap orang wajib mengenakan masker. Area untuk pengolahan daging, sayur, dan bumbu dilakukan di tempat berbeda untuk mencegah kontaminasi silang.
Begitu pula dengan tempat pendingin, semua bahan masakan disimpan di tempat-tempat terpisah.
Setiap pegawai juga harus mengenakan sarung tangan khusus, penutup kepala, masker, dan sepatu yang dilapisi penutup khusus.
Langkah ini untuk meminimalisir kontaminasi terhadap bahan masakan.
Katering Bahar Har ini menjadi satu dari 21 penyedia jasa layanan konsumsi di Madinah.
Sementara di Makkah ada sekitar 47 jasa layanan katering. Semuanya menyediakan makanan bagi jamaah sebanyak tiga kali per harinya.
Sapiyatin mengemukakan bahwa dapur Bahar Har mampu menyediakan 9.000 porsi makanan (pagi, siang, malam) untuk jamaah di Madinah.
Menu yang disajikan bervariasi tiap waktu agar jamaah tidak bosan.
Dalam satu kotak makan, komposisinya terdiri dari nasi dan dua macam lauk pauk, minuman, dan buah-buahan.
Pengemasan makanan dilakukan melalui boks yang dilapisi aluminium foil untuk memastikan makanan bisa kembali dihangatkan lewat alat penghangat khusus.