Fakta Kerokan dalam Budaya Indonesia : Simak Manfaat, Risiko, dan Peringatan Pentingnya !

Senin 20 May 2024 - 10:19 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Maryati

BACA JUGA:Kenali Ciri Fisik Orang Berisiko Kena Serangan Jantung

Proses ini melibatkan penggosokan benda tumpul seperti uang koin, bawang putih, atau batu giok pada punggung atau bagian tubuh lainnya.

Minyak seperti minyak telon, minyak kelapa, atau olive oil sering digunakan sebagai pelumas agar tidak menyebabkan iritasi pada kulit.

Pada saat benda tumpul digosokkan, kulit biasanya akan membentuk garis merah yang menandakan bahwa ada "angin" yang keluar dari tubuh.

Beberapa orang juga percaya bahwa semakin merah garis tersebut, semakin banyak angin yang keluar dan semakin baik proses kerokan tersebut.

BACA JUGA:Mengenal Penyakit Parkinson : Gejala, Pengobatan dan Cara Menanganinya !

BACA JUGA:Benarkah Bawang Merah Dapat Meredakan Demam pada Anak? Ini Tips Bagi Ibu !

Perspektif Medis terhadap Kerokan

Meskipun secara tradisional kerokan dianggap efektif dalam meredakan gejala masuk angin, perspektif medis mengenai hal ini sedikit berbeda.

Secara medis, kerokan dapat memberikan beberapa dampak positif seperti peningkatan suhu tubuh dan peredaran darah yang lebih lancar.

Hal ini dapat membantu mengurangi gejala-gejala masuk angin.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan praktik kerokan ini.

Pertama, terbukanya pori-pori kulit selama proses kerokan dapat membuat tubuh rentan terhadap infeksi bakteri dan virus. Semakin sering kerokan dilakukan, semakin besar risiko ini.

Kedua, kerokan bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah.

Selain itu, penting untuk membedakan gejala masuk angin dengan masalah kesehatan lainnya seperti serangan jantung.

Jika gejala yang muncul tidak hanya masuk angin biasa tetapi juga termasuk nyeri dada, mual yang parah, atau muntah berlebihan, segera konsultasikan dengan profesional medis karena itu bisa menjadi tanda-tanda kondisi yang lebih serius.

Kategori :