PALEMBANG, KORANPALPOS.COM – Pengamat pariwisata Sari Lenggogeni mengatakan kesenian reog, kolintang, dan kebaya berpotensi menjadi daya tarik wisata kelas dunia apabila dinobatkan sebagai warisan budaya Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO).
"Ini sudah fix menjadi destinasi kelas dunia, tetapi atmosfer reog, kebaya, kolintang harus diadopsi dalam ekosistem dan industri pariwisata di dalam destinasi tersebut," ujar Sari saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Menurut dia, tiga identitas budaya Indonesia tersebut memiliki esensi daya tarik wisata dengan menghadirkan pengalaman berwisata yang memanjakan aspek penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan aktivitas.
BACA JUGA:Dana Pilkada Sumsel 2024 Rp135,714 Miliar
Contohnya kesenian reog memberikan pengalaman wisata yang menonjolkan unsur keindahan visual, suara, dan gerakan kepada wisatawan.
Alat musik kolintang menghadirkan unsur visual dan gerak. Sedangkan kebaya memiliki nilai keindahan dan kecantikan berbasis kelokalan.
Direktur Pusat Studi Pariwisata Universitas Andalas itu juga menjelaskan bahwa reog, kolintang, dan kebaya bukan hanya sebatas budaya yang diwariskan dari masa lalu, tetapi juga memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai kontemporer sehingga menjadi identitas budaya yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Idham Tergun Pertama Mengembalikan Formulir di Partai Demokrat : Sekaligus Serahkan Visi Misi !
BACA JUGA:Sumatera Selatan Masuk 10 Provinsi Termiskin dan Jumlah Penduduk Miskin Terbanyak di Indonesia !
"Keberadaannya dapat memperlihatkan connecting past, present, and future jadi mendeskripsikan rasa identitas budaya yang keberlanjutan," ujar Sari.
Oleh karenanya, Sari mendorong pengembangan destinasi wisata di daerah asal reog, kolintang, dan kebaya salah satunya dengan lebih menonjolkan ikon dari tiga kesenian tersebut.
"Misalnya pertunjukannya juga ada di hotel, restoran, bandara, dan tempat-tempat point of interest lainnya," tuturnya.
BACA JUGA:Jamin Kenyamanan dan Cegah Aksi Kejahatan
BACA JUGA:Kualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia : Palembang Nomor Berapa ?