Thailand dan Malaysia sudah pernah mengirimkan klub-klubnya ke partai puncak turnamen itu, bahkan klub-klub Thailand pernah dua kali mengangkat trofi kompetisi elite Asia itu.
Jadi, dengan riwayat yang tak terlalu menggembirakan itu, tak ada salahnya Indonesia melakukan terobosan, termasuk melibatkan pemain naturalisasi, agar hasil yang dicapai lebih bagus.
Lagi pula pecinta sepak bola Indonesia khususnya, dan rakyat Indonesia umumnya, sudah terlalu lama menunggu hadirnya tim sepak bola negeri sendiri yang berbicara banyak dalam turnamen-turnamen kelas atas.
Memang bukan satu-satunya formula sukses, tapi strategi melibatkan pemain-pemain yang memiliki tradisi sepak bola lebih maju dan profesional, adalah bagian dari keberhasilan Garuda Muda saat ini.
Seharusnya itu menjadi faktor pendorong, bukan dianggap faktor yang menggerogoti liga domestik yang ini pun masih sangat bisa diperdebatkan, mengingat masalah-masalah berat yang masih dihadapi sepak bola kita, termasuk dugaan mafia, sampai PSSI membentuk Satgas Anti Mafia Bola. (ant)