Kiprah Indonesia Dalam Piala Asia U-23

Sabtu 04 May 2024 - 19:07 WIB
Reporter : Yan
Editor : Dahlia

Ketiga tim itu adalah Australia, Yordania, dan Korea Selatan, yang juga jauh di atas Vietnam dan Thailand.

Signifikan

Berdasarkan fakta-fakta itu, tak berlebih jika Garuda Muda telah mencapai kemajuan signifikan.

Formula mengikutkan pemain-pemain naturalisasi membawa hasil positif.

Tak saja menghasilkan kemenangan yang lebih banyak, tapi juga mentransformasi Garuda Muda menjadi tim yang bermain atraktif.

Jika Garuda Muda mengalahkan Irak nanti malam, maka itu akan kian menguatkan pandangan bahwa timnas sepak bola kita semakin maju.

Ini juga akan semakin membuktikan bahwa formula Shin Tae-yong dalam melibatkan pemain-pemain naturalisasi, sudah tepat.

Jika sudah begitu, sudah polemik pemain naturalisasi diakhiri.

Kalau hasilnya bagus, mengapa terus diperdebatkan?

Jika perkembangan sepak bola domestik yang menjadi kekhawatiran, bukankah hampir seluruh timnas di benua Afrika baik yang bertanding dalam level kontinental Afrika dan Piala Dunia, terdiri dari pemain-pemain yang bukan produk liga domestik mereka?

Bahkan tim-tim raksasa seperti Brazil, Argentina, Jepang dan Korea Selatan acap mengandalkan pemain-pemain berbasis di luar negeri.

Tapi mereka tak pernah mendikotomikan lokal dan non lokal.

Mereka justru tergenjot menaikkan level liga domestik sampai semenarik liga-liga luar negeri, dengan mengelola liga dan manajemen sepak bolanya dengan lebih profesional.

Harap diingat, selama lima edisi sebelum Qatar 2024, Indonesia selalu gagal mengikuti Piala Asia U23.

Pengalaman lima edisi Piala Asia U23 itu mirip dengan perjalanan klub-klub liga Indonesia dalam Liga Champions Asia yang menjadi salah satu ukuran kemajuan sepak bola klub.

Sejak diadakan pada 1967 ketika masih bernama Asian Champion Club Tournament, tak ada satu pun klub Indonesia yang berbicara banyak dalam kompetisi ini.

Kategori :