Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa Harnojoyo mungkin tidak mendapat dukungan penuh dari partainya.
Selain itu, ketentuan dari Gerindra yang menegaskan bahwa kader yang ingin diusung harus memiliki dukungan dari partainya juga menjadi faktor yang memperumit situasi.
Ketegangan antara keduanya semakin terasa.
BACA JUGA:Jaringan Millenial Sumsel Sebut Herman Deru Masih yang Terbaik di Pilgub Sumsel 2024
BACA JUGA:Tokoh Sumsel Minta Mayarakat Kritisi Pilkada Sumsel
Sebelumnya, masyarakat percaya bahwa pasangan Mahar sudah mulai goyah, terutama setelah proses pengembalian berkas di PAN yang seharusnya dilakukan oleh Mawardi sendiri.
Namun faktanya diwakilkan kepada kuasa hukumnya.
Alasan Mawardi yang disebut sedang memiliki komitmen di luar kota juga menambah ketidakpastian.
Meski demikian, Mawardi tetap menegaskan keseriusannya untuk mendapatkan dukungan dari PAN.
Meskipun proses pengembalian berkas tersebut diwakilkan, hal ini tidak mengurangi komitmen dan upaya yang dilakukan oleh pihaknya.
Isu ini menjadi sorotan karena potensi kerugian yang besar tidak hanya bagi pasangan Mahar, tetapi juga bagi stabilitas politik di Sumsel.
Dengan semakin merebaknya spekulasi dan dugaan dari berbagai kalangan, situasi politik di Sumsel semakin tidak pasti menjelang Pilgub 2024.
Sementara itu, reaksi dari pihak terkait, baik pasangan MAHAR maupun partai politik yang terlibat, masih dinantikan oleh masyarakat. Klarifikasi dan langkah-langkah yang akan diambil oleh pihak-pihak terkait dapat menjadi penentu arah perjalanan politik di Sumsel ke depan.
Beberapa faktor menjadi penyebab potensial dari krisis yang dihadapi pasangan Mahar ini:
1. Ketidakselarasan di antara partai politik pendukung
Dukungan yang tidak bulat dari partai politik pendukung dapat menjadi beban tersendiri bagi pasangan ini.