Tidak hanya itu, akurasi operan juga menjadi keunggulan bagi Timnas Indonesia, dengan persentase akurasi mencapai 81 persen dari total 539 operan.
Hal ini jauh melampaui akurasi operan Korea Selatan yang hanya mencapai 79 persen dari 468 operan.
Kecermatan dalam mengoper bola menjadi salah satu faktor kunci dalam membawa Indonesia menuju kemenangan.
BACA JUGA:Erick Thohir Resmi Umumkan Perpanjangan Kotrak Shin Tae-yong untuk Timnas hingga 2027
BACA JUGA:Kembalinya Nathan Tjoe-A-on Mendongkrak Semangat Timnas Indonesia U-23 Menghadapi Korea Selatan
Selain itu, kegigihan dalam menyerang juga menjadi poin penting dalam kemenangan Indonesia.
Mereka berhasil melepaskan 21 tembakan dengan 5 di antaranya tepat mengarah ke gawang lawan.
Sementara itu, Korea Selatan hanya mampu melepaskan 8 tembakan dengan hanya 2 di antaranya mengancam gawang yang dikawal oleh Ernando Ari Sutaryadi.
Tak hanya dalam serangan, Indonesia juga tampil lebih agresif dalam bertahan, yang terlihat dari jumlah pelanggaran yang mereka lakukan.
Para pemain Indonesia melakukan 20 pelanggaran, sedangkan Korea Selatan hanya melakukan 15 pelanggaran.
Namun, yang menarik adalah meskipun lebih sering melakukan pelanggaran, Indonesia hanya menerima dua kartu kuning, sementara Korea Selatan harus menerima 3 kartu kuning dan 1 kartu merah.
Kemenangan ini tidak hanya berarti bagi Indonesia dalam konteks Piala Asia U-23, tetapi juga membuka peluang baru untuk meraih tiket ke Olimpiade Paris 2024.
Kesuksesan Merselino Ferdinan dan rekan-rekannya menghadapi Korea Selatan menunjukkan bahwa mereka adalah kekuatan yang patut diperhitungkan dalam kancah sepak bola internasional.
Kesimpulannya, kemenangan dramatis Timnas Indonesia U-23 atas Korea Selatan bukanlah semata karena keberuntungan, tetapi didukung oleh statistik yang menunjukkan dominasi mereka dalam berbagai aspek permainan.
Ini menjadi momen bersejarah yang akan dikenang oleh para penggemar sepak bola Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia dalam kancah sepak bola Asia dan dunia. (ant)