BACA JUGA:Kronologi Lengkap Meledaknya Gudang Amunisi Kodam Jaya di Ciangsana : Warga Sekitar Dievakuasi !
BACA JUGA:Sengketa Pilpres dan Optimisme MK
Kendati demikian, tambah Jihan, jika memang kurikulum merdeka sudah diresmikan tentu siswa dan guru tidak bisa berbuat banyak.
"Semoga pendidikan karakter itu tetap hadir di sekolah, meski dengan nama kurikulum yang berbeda," harapnya.
Senada dengan itu, Rama, salah seorang siswa tingkat SMA di Palembang mengatakan, langkah pemerintah diharapkan dapat dipertimbangkan kembali oleh pihak sekolah karena kegiatan kepramukaan memiliki nilai yang sangat penting dalam membangun karakter dan disiplin siswa.
"Saya merasa keputusan untuk membuat Pramuka tidak lagi wajib di sekolah kami adalah langkah yang kurang tepat. Kegiatan kepramukaan bukan hanya sekadar aktivitas tambahan, tetapi juga merupakan wadah yang sangat efektif untuk membangun karakter siswa," ujarnya.
Menurutnya, kepramukaan memiliki banyak nilai positif yang bisa memberikan dampak jangka panjang bagi siswa.
"Melalui kegiatan Pramuka, siswa belajar tentang kepemimpinan, kerjasama tim, kemandirian, dan nilai-nilai kejujuran serta tanggung jawab. Hal ini sangat penting sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi pendidikan selanjutnya dan kehidupan di masyarakat."
Dia juga menyoroti pentingnya kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan potensi siswa secara menyeluruh.
"Siswa tidak hanya belajar dari buku pelajaran di kelas, tetapi juga perlu pengalaman praktis dalam berbagai bidang. Pramuka memberikan platform yang sangat baik untuk hal ini, sekaligus melatih keterampilan sosial dan emosional yang sangat berharga," ucapnya.
Terpisah, Hendra Wadi MPd, seorang praktisi pendidikan lainnya secara pribadi, Hendra Wadi menyatakan setuju dengan keputusan tersebut.
Menurutnya, keputusan tersebut memberikan kebebasan bagi siswa untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
"Pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang sangat baik untuk pembentukan karakter dan kepemimpinan siswa. Namun, menjadikannya sebagai kegiatan wajib mungkin dapat mengurangi minat siswa pada kegiatan tersebut," ujar Hendra Wadi.
Ia menambahkan bahwa dengan menghapuskan kewajiban Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler, diharapkan sekolah dan siswa dapat lebih fokus dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang sesuai dengan minat dan potensi masing-masing.
Hendra Wadi juga menegaskan pentingnya peran guru dan pendidik dalam memberikan pemahaman yang baik kepada siswa mengenai pentingnya kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan diri.
"Saya berharap sekolah dan guru dapat terus memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa dalam memilih dan mengembangkan potensi melalui kegiatan ekstrakurikuler," tutup Hendra Wadi.